Gobar Cigamea kali ini adalah ajang pembuktian beberapa hal dan test beberapa alat, test teknis beberapa part yang terpasang di sepeda yang dibuat sendiri, teknik gowes jarak jauh, hal tentang mental, test sepeda seken Police Orlando dan pembuktian tentang dengkul. Beberapa bekerja sesuai ekspetasi, beberapa bermasalah.
Mengenai dengkul, deker berfungsi [meskipun deker darurat] gowes panjang kali ini tidak terlalu membuat dengkul kanan saya bermasalah. Chainguide masalah, karet penahan rantainya abis tergesek rantai, Holder camera action masih suka miring kalo terkena guncangan. Mental oke bisa mencapai tempat tujuan meskipun dengan susah payah. Si Police Orlando bermasalah di perpindahan gear yang masih kurang responsif dan sering nyangkut.
Pos-pos Pemberhentian
Minggu 19 Juli 2015, H+2 udah pada gatel kakinya. Setelah sebulan puasa, puasanya juga gowesnya. Dari komunitas SGB dan PRB akhirnya berkumpulah 6 orang yang siap, destinasinya adalah Curug Cigamea di Bogor. Pagi itu jam 6 pagi Kami bertemu di tikum di bawah fly over Cileungsi. Kami berenam ada Om Sandi, Om Dany, Om Iwan, Om Nana, Om Eko, dan Saya.
Sekitar setengah tujuh pagi, Kami berenam memulai perjalanan ini, dari fly over Cileungsi ambil lurus dari arah datang ke arah Citeurep. Lanjut ke Sentul, Setelah menyebrang underpas tol Jagorawi, Kami break di pom bensin, isi perut dulu. Dari pos pertama lanjut perjalanan, untuk rute sampai di Ciampea asyik-asyik aja, datar-datar saja.
|
Kami ber-6 |
Berhubung marshal utama batal ikut Om Sandi yang setidaknya pernah ke Curug Cigamea didaulat menjadi marshal pengganti. Tapi karena kata Om Sandi itu udah 3 tahun lalu, di perjalanan berangkat banyak nanya petunjuk arah ke orang-orang yang Kami temui di sekitar daerah Ciampea. Pos Kedua di daerah Cinangneng, karena tertahan macet parah dan panas terik memaksa kami beristirahat, cari air ! Sambil nanya jalan, dapat petunjuk ambil kiri di Polsek Cibatok.
AAB
Cerita seru gobar ke Cigamea justru dimulai ketika memasuki 10 Km terakhir. Tanjakan panjang yang ga ada abisnya. Bukan harus TTB lagi, tapi AAB [angkat-angkat bike] hehehhe ... ternyata macet total di Area kolam renang karena padatnya turis dadakan dan juga trek belokan plus tanjakan, mobil yang mangap kap mesinnya karena kopling terbakar, Parah ..!
Untuk melewati titik macet parah yang sudah terkunci, Kami mulai aksi AAB. Angkat sepeda di atas kepala orang-orang yang naik motor, Seru. Beberapa kali ban si Police - Orlando mengenai helm atau bahu. Maaf ya om .. hehehe, si Police - Orlando ini lumayan berat ternyata.
|
jagonya tanjakan |
|
om sandi |
|
ttb aja dah |
Setelah melewati titik macet di sekitar kolam renang, sebenarnya sudah dekat ke Curug Cigamea sekitar 2 km lagi. Tapi, jangan dikira terus cepat sampai, Kami memerlukan beberapa jam untuk 2 km itu. Tanjakannya om .. panjang berkelok dan ga abis-abis,.. extrim banget. Hampir setiap 100 meter harus berhenti, ambil nafas. Air mana air .. hahahahah ! Ga bisa dihitung lagi berapa pos pemberhentian, udahlah ! Aksi TTB pun jadi makin sering dilakukan, 20 meter gowes 80 meter TTB, lalu istirahat. Rasanya setengah mati !!!
|
cigame touchdown |
Akhirnya, Gerbang Curug Cigamea touchdown ! yeah sampai Sekitar jam 3 sore ! Dari Kami ber-6, Yang turun ke Curug hanya kami berempat yang ada di foto-foto di bawah ini, sisanaya jagain sepeda.
Perjalanan Pulang
Setelah puas menikmati Curug Cigamea, jam 6 sore, kami memutuskan pulang. Dengan pertimbangan masih agak terang, dan kemungkinan titik kemacetan yang kami temui waktu berangkat sudah terurai. Serem juga melibas tanjakan kalo malam, tanpa lampu penerangan jalan pasti gelap dan beresiko nyemplung ke jurang.
Perjalan dari Curug Cigamea ke pertigaan polsek Cibatok didominasi turunan, dilibas hanya dalam waktu sekitar 45 menit, padahal naiknya itu sekitar 3 jam. Di sini sebenarnya kami sempat berfikir mencari truk untuk loading ke Bekasi. Om Eko beberapa kali memberhentikan truk tapi ga ada yang mau. Karena sudah semakin malam, Maka dilanjutkan gowes.
Akhirnya memang full gowes sampai rumah hanya saja, Kami mengambil jalur pulang berbeda dengan jalur kami berangkat tadi. Setelah pom bensin sentul yang kami pakai sebagai pos pemberhentian pertama waktu berangkat, belok kiri sebelum underpas tol Sentul. Mengambil jalan alternatif ke Citeurep. Om Dany yang menjadi marshal kali ini.
Di pertigaan Wanaherang rombongan kami ber-6 berpisah jalan. 3 orang lurus mengambil jalan ke arah Jatiasih dan Om Danny, om Iwan, dan saya belok kanan ambil jalur Cileungsi. Saya sampai rumah jam 01.45 malam, setelah sempat makan mie rebus di sebuah pencucian mobil yang masih buka malam itu.
Huf, cape.. Rasanya setengah mati !