Hosting Unlimited Indonesia

Curug Ke-4, Curug Barong : Menang Banyak ! Hejo, Barong, Ce'pet, Li'euk Semua Disambangi

Destinasi gobar bersama The CuTer hari ini adalah curug ke-4, setelah Cigamea, Ciomas, Ciherang,  dan hari ini Curug Barong. Curug Barong mempunyai 4 destinasi yang berdekatan, yaitu Leuwi Hejo, Curug Barong, Leuwi Ce'pet, dan Leuwi -Li'euk. Spesial, karena semua disambangi.

Rupanya, dalam satu aliran air ini ada 4 destinasi yang berbeda, mulai dari Leuwi Hejo, Curug Barong, Leuwi Ce'pet, dan Leuwi -Li'euk. Leuwi dalam bahasa Sunda berarti kolam. Dari keempat destinasi hanya Barong yang merupakan curug.

Curug Barong terletak di perbatasan Kecamatan Sukamakmur dan Babakan Madang, tepatnya di desa Cibadak. Tercatat di cyclo com yang tersemat di sepeda total 120 km pp dari rumah. 

Leuwi Ce'pet, the hidden paradise.. Serasa di negeri dongeng yang menceritakan pemandian para bidadari di alam terbuka

Formasi tim The CuTer edisi Gobar Curug Gebrong terdiri dari 8 peserta. Om Ade, Om Sandi, Om Rajab, Om Wewe, Om Nana, Dianto, Om Tri, dan Saya. Tiba di lokasi sekitar jam 1.30 siang.

Agak bete juga begitu mencelupkan kaki di Leuwi Hejo, yang merupakan kolam alami yang terletak paling dekat dengan pintu masuk. Mungkin karena sekarang hari libur panjang, pengunjungnya membludak, sampai ga tega mau berenang.

Formasi batuan dari Leuwi Ce'pet ke Leuwi Li'euk keren, bebatuan warna pasta berada tak teratur dialiran air, membuat simponi sempurna antara suara gemercik air dan pemandangan yamg memanjakan  mata.

Dari Kami berdelapan, 4 orang memutuskan untuk naik ke Leuwi Ce'pet dan Leuwi Li'euk. Mesti mendaki bukit sekitar 30 menit berjalan kaki. Lokasi ini baru dibuka secara resmi 6 bulan lalu.

Nah bisa leluasa mandi di sana, hanya ada beberapa orang di Leuwi Ce'pet dan Luuwi Li'euk. Untuk mencapai Leuwi Li'euk, Saya harus menyeberangi kolam air setinggi dada di Leuwi Ce'pet. 

Bisa sih mendaki bukit tapi karena panjang kolam air yang mesti diseberangi hanya kira-kira 10 meter, Saya memutuskan untuk melipir di tebing batu.


Yang paling keren itu Leuwi Li'euk, yang merupakan hulu dari aliran air yang mengalir ke Leuwi Hejo. Warna airnya kehijauan tapi bening, sampai batu di dasar kolamnya pun terlihat.

Saya akhirnya berbasah-basahan mandi di sini komplit dengan jersey dan celana sepeda, airnya dingin sebentar saja sudah menggigil.

Dari empat curug yang sudah disambangi bersama tim The CuTer, ini adalah destinasi yang terindah. Betul kata om Wewe, serasa berada di surga, hahahaha...

See you di next trip ..



Komposisi Gear Spesial Buat Nanjak

Jangan tertipu dengan judulnya ya, Tulisan ini bukan tips atau semacamnya. Justru penulisnya lagi galau, heheheh... Galau pengin upgrade GS tapi lagi kanker, kayak Kali Cipamingkis di tengah musim kemarau, ga ada airnya. Hahahahhaha..

Ceritanya pengin upgrade rasio gear, biar lebih ramah ditanjakan. Maklum, usia Saya kan tidak muda lagi. Dan harus diakui terlambat untuk mulai gowes jadi harus banyak kompromi dengan dengkul.


shimano FC-C400 42-32-20T, masih ragu belinya.. masalahnya online kalo ternyata ga ada BB yang cocok dengan wildcat saya .. berabe, buang-buang duit...


Semenjak kejadian TTB di kilometer terakhir perburuan curug episode Curug Ciherang, terbersit niatan untuk upgrade rasio gear. Sedih loh ga kuat melibas tanjakan tembok ratapan, ketika dipaksakan malah dengkul nyerinya 3 hari baru hilang, ckckckckck...

Saat ini rasio gear terkecil GS Saya adalah 34T-24T, sproket megarank 34T 7 speed dan Crank 24T. Dan ternyata untuk 7 speed mentok 34T untuk gear terkecilnya. 

Jika ingin upgrade, maka harus ganti ke 8,9, atau skalian 10 speed. Tapi, .. busyet dah .. harus diganti semua itu komponen yang berkaitan seperti RD, Rantai, Freehub, Jari-jari, shifter, dan tentu saja sproketnya.

Hitung punya hitung, bisa meledak biaya upgradenya. Misal sekalian ke 10 Speed hmmm.. bisa sejuta lebih. Hadeh, ya seperti ditulis diatas, lagi kemaru bro duitnya, hehehehhe...

Nah, baru keide-an. Gimana misalnya yang diupgrade crank aja. Kan tinggal cari crank dengan chainring yang kecil, 22T atau 20T.

Kalau misal ke 22T malah bisa cuma 200-300 ribu aja. Beda kalau upgradenya ke 20T, harga crank 20T mahal karena jarang dan crank dengan chainring 20T adanya diseri-seri premium.

Belum lagi juga harus mencari BB yang pas dengan cranknya, masalahnya sepeda Saya Federal Wildcat. Susah nantinya nyari BB yang masuk ke drat BB Wildcat. 

Dilemanya, sepertinya nangung kalau cuma upgrade ke 22T, takutnya ga begitu pengaruh ke gowesan.. secara cuma beda 2 gear. 

Help ! ya pemirsa, kasih masukan harus bagaimana ..?

Tips & Trik : Melibas Tanjakan Dengan Efektif

Jarak curug dari rumah Saya di Bekasi itu paling dekat 50 km, dan ... Semua curug itu identik dengan tanjakan. Kecuali curug Parigi, hehehhe ... Mungkin banyak teman goweser yang pengin ke curug tapi mikir dengan tanjakannya.

Selama ikut dalam gobar tim CuTer, tanjakan yang paling horor adalah tanjakan terakhir di Curug Ciherang. Tanjakannya disebut tanjakan tembok ratapan.

untuk menaklukan tanjakan  minimal pakai megarank 34T, kalo perlu 36T, 38T, 40T, atau skalian yang 45T

Oke, ini dia tips dan trik untuk melibas tanjakan dengan efektif :

  • Shifting/perpindahan gear

Yang salah adalah memindahkan gear ke yang paling ringan semenjak awal tanjakan, ngicik (artinya untuk putaran gowes cepat tapi laju sepeda pelan, karena rasio gear berada di posisi yang paling kecil). Kesalahannya, kaki sudah cape duluan dan laju pergerakan sepeda lambat, buang waktu dan tenaga. 

Sedangkan shifting yang benar adalah memindahkan gear secara bertahap. Pindahkan gear ketika gowesan sudah mulai terasa berat dan perpindahannya pun bertahap sampai yang teringan. 

Perpindahan gear saat kaki hampir tidak kuat lagi mengayuh, perlu sering dilatih shiftingnya hingga mencapai yang paling ideal.

  • Sprocket MegaRank

Kalau sudah mulai jadi tanjakers, mulai juga upgrade sepeda. Terutama komposisi gear. Penting sekali memiliki sprocket megarank dan crank kecil.

Jika masih Sproket masih 7 speed, bisa diupgrade ke sprocket megarank 34T. Kalau ada dana berlebih sekalian saja upgradenya ke 9 atau 10 speed, tapi perlu upgrade freehub, shifter, dan RD-nya.

Crank juga, untuk urusan tanjak-menanjak ganti crank kecil saja, 22 speed, meskipun akan berkorban untuk mengejar kecepatan di trek lurus akan kalah cepat.


#ga_nanjak_ga_seru!






7% Waras

Bicara tentang komunitas itu berarti bicara tentang pemikiran dan kemauan ratusan bahkan ribuan kepala yang harus disatukan. Akan selalu ada keseruan dan kadang kejengkelan, yang bikin senewen.

Apalagi komunikasi intens yang terjalin antar anggota komunitas didominasi oleh media sosial. Sangat rawan memicu gesekan-gesekan, yang dikomunikasikan dengan tulisan di media sosial bisa multi tafsir dan seringkali kejadiannya adalah informasi yang dibaca setengah-setengah.

Diperparah oleh cara akses ke media sosial yang mayoritas dari gadget yang berukuran kecil tidak sebanding dengan info yang dihasilkan dari komunitas yang sangat dinamis. 

Orang akan cenderung malas membaca tulisan yang sudah tergulung ke atas karena layar gadget tidak cukup memuat semua informasi. Akan membuka lebar celah miskomunikasi, makin ruwet ! 



Dalam urusan yang sebetulnya sepele ini, perlu disikapi dengan tingkat kewarasan tertentu. Yang mengedepankan empati dan simpati, bukan dengan egois individualis dan sikap tempramen.

Diperlukan satu sosok yang bisa menjadi jembatan yang menghubungkan miskomunikasi menjadi komunikasi yang sehat kembali. Yang mampu meredam gesekan-gesekan agar cepat mereda.

Dan juga perlu sifat legowo dari semua anggota sebuah komunitas yang siap dikritik atau lebih kejamnya siap dibuli. Biasanya sih kita, bisa membuli tapi marah ketika dibuli. 

Terakhir, ...
Jangan terlalu dibawa serius. Ini kan hanya urusan hobi, bukan urusan vital, bukan urusan hajat hidup. Dan, tujuan bersepeda itu untuk fun, komunitas sepeda mencari teman yang bisa diajak fun. 

So...
Kalo akhirnya dari komunitas sepeda menimbulkan perasaan tidak fun berarti ada yang salah dengan Kita atau komunitas sepeda Kita.






Road to : Tour De Pangandaran

Tour de Pangandaran adalah sebuah event tingkat nasional yang rutin diadakan setiap awal tahun. Tahun ini untuk yang ke-7 kalinya, jatuh pada tanggal 16 Januari 2016.


Masih cukup waktu untuk persiapan, hmm.. rencana untuk TDP7 ini Saya akan hadir. 
Event TDP ini diadakan oleh Bike to Work Tasikmalaya, rutenya start di Tasikmalaya dan finish di Pantai Pangandaran. Menempuh jarak sekitar 108 km. 

Pangandaran adalah sebuah pantai di sisi selatan Pulau Jawa, menyajikan 2 sisi pantai berpasir hitam dan sisi lainnya berpasir putih. Pantai Pangandaran sudah terkenal dengan pemandangan indahnya, ombak yang tenang dan sunset yang menakjubkan.


Nyelengin


Ini juga jurus rahasia sebagian peturing-peturing senior. Sering melihat status mereka jika ingin mengadakan turing jarak jauh salah satu yang dipersiapkan adalah bekal uang, dengan cara nyelengin receh.


jurus rahasia para peturing, bongkar celengan !


Dari sekarang Saya nyelengin receh, masih ada 4 bulan atau sekitar 120 hari ke depan. Jika sehari nyisihin 5 ribu selama 120 hari, maka pada hari H akan terkumpul 600 ribu. Cukuplah.

Oke, nanti sore tinggal cari celengannya, mulai nyelengin. Sambil hunting tiketnya dan persiapan bekal yang lain. Masih perlu beberapa persiapan besar, yaitu perlengkapan. Saya masih perlu tas pannier dan hammock

Kebetulan juga, dari beberapa bulan yang lalu sudah "ngiler" pengin ke Pangandaran dengan gowes. Masalah nanti loading atau full gowes lihat sikon nantinya.

#TDP7

Destinasi : Cigekbrong, Situs Mata Air Keramat Bagian 2

Biasanya sampai di destinasi sekitar jam 3, tapi kali ini di Cigekbrong jam 11. Timbul rencana dadakan untuk melanjutkan perjalanan ke Sodong.

Selepas makan siang, Kami cabut dari Cigekbrong lanjut perjalanan ke Sodong. Dari pertigaan di Dusun Satus tempat kami belok tadi Kami meneruskan jalan yang tadi. 

Huf, dari situ jalanan mulai rusak dengan beberapa tanjakan yang lumayan terjal. Nampaknya Kami sedang mendaki perbukitan, Karena setelah tanjakan-tanjakan itu jalanan mulai menurun. 

Turunannya sadis dengan kondisi jalan rusak, harus ekstra hati-hati. Terpeleset oleh batu-batu jalanan yang lepas bisa berakibat fatal. Di samping kiri jurang bro ...

Ujung jalan itu ternyata sampai di Kali Cipamingkis yang kering kerontang


Sodong Batal 


Saat ditanjakan-tanjakan terjal tadi, terjadi 2 accident. Yang pertama adalah putus rantai karena telat shifting. Dan ada yang sampai muntah-muntah karena terlalu memaksakan diri.

Putus rantai sudah bisa tertangani, tapi kondisi fisik salah satu rombongan rupanya mengkhawatrikan, tidak bisa dipaksakan. Beginila resiko rombongan besar, pergerakan menjadi lebih lambat. 

Akhirnya marshal membatalkan destinasi tambahan ke Sodong dan memutuskan pulang. Kami melewati Kali Cipamingkis tapi tidak melewati jembatannya. 

Kali Cipamingkis yang kering, membuat suasana yang dramatis. Keren buat foto-foto.

Musim kemarau membuat Kali Cipamingkis mengering, sebuah pemandangan yang jarang Kami lihat dan menyisakan suasana yang dramatik buat foto-foto.

Rupanya jalanan ini tembus di Pasar Dayeuh, Jl. Raya Jonggol-Sukamakmur. Ambil kanan, pulang. Destinasi tambahan ke mata air Sodong telah dibatalkan.

Destinasi : Cigekbrong, Situs Mata Air Keramat

Minggu, 20 September 2015 ... tim Curug Hunter (CuTer) mengadakan gobar lintas komunitas sepeda di Bekasi, bahkan ada yang dari Cakung JakTim. Jumlah peserta menciptakan rekor baru, yang sebelumnya pernah maksimal 8 orang, Gobar kemarin diikuti 22 orang peserta.

Catatan ini setidaknya menjadi gambaran tingginya antusias para goweser yang sudah merasa jenuh main di trek. Memang mengasyikan gowes ke luar daerah, mencari destinasi yang mempunyai keunikan masing-masing. Variatif dan tidak membosankan.

Acara gobar episode 20 September ini menyambangi situs mata air Cigekbrong. Sebuah mata air yang dikenal sebagai keramat oleh banyak orang.

Cigekbrong terletak di dusun Satus, desa Balekambang, Kecamatan Jonggol berbatasan dengan kecamatan sukamakmur


Setelah melintasi tikum terakhir di Pertigaan Cibucil, perjalanan dilanjutkan ke arah jalan Jonggol - Cariu. Di sebuah pertigaan yang ada Indomart dan Alfamart sebagai patokan, Kami belok kanan di sebuah pertigaan kecil memasuki Desa Balekambang. 

Sebenarnya tidak terlalu jauh, tidak sampai 5 km, tapi ngeselin juga tanjakannya pendek-pendek tapi sambung-menyambung seolah tidak ada habisnya. Dari jalan utama Desa Balekambang nanti ada patok penanda bertuliskan Cigekbrong, belok kanan sekitar 300 meter sudah sampai lokasi.

di parkiran Cigekbrong, liat ada tempat hanger sepeda sepertinya ini salah satu destinasi favorit goweser.


Mata air Cigekbrong dialirkan dari sebuah bukit melewat bilah-bilah bambu yang dibelah dan disalurkan ke dalam bilik-bilik kamar bangunan permanen. Konon air Cigekbrong berkhasiat, tiap kamar yang jumlahnya ada 3 berbeda-beda khasiatnya. Banyak yang datang ke sini untuk melakukan ritual-ritual tertentu. Sayangnya Kami datang ke sini ditengah musim kemarau, debit airnya hanya menetes kecil.

konon tiap kamar itu mempunyai khasiat air yang berbeda


Kalau Anda sempat ke situs Mata Air Cigekbrong, jangan lupa menikmati kuliner khas yang bakalan susah dicari di tempat lain. Nasi merah plus lauknya semangkok belut pucung. Maknyus ...!


#cuter

Bike2Kuliner : Belut Pucung Khas Cigek-Bronx

Cigekbrong terletak di dusun Satus, Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol, Bogor. Berbatasan dengan Kecamatan Sukamakmur, jadi sepertinya tidak terlalu jauh dari Curug Ciherang. Merupakan situs mata air yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Terletak di sebuah lembah yang asri.


konon disetiap bilik ini khasiat airnya berbeda-beda.

Sayang Kami serombongan dari Cuter aka Curug Hunter berjumlah 22 orang datang ke situs ini dipuncak musim kemarau. Air dipancuran Cigekbrong memprihatinkan, kecil. Saya hanya cuci muka dan kaki di bilik no. 3 dari kiri.

Sebagai gantinya, di warung Cigekbrong menyediakan kuliner khas yang mungkin tidak dijumpai di tempat lain. Nasi merah dan olahan belut, ada yg digoreng tapi yang paling khas adalah belut pucung.


Belut pucung + sepiring nasi merah + tempe goreng 15rb, cukup terjangkau ...

Belut pucung itu olahan belut yang dibuat sayur pucung. Rasa kuahnya mirip dengan gabus pucung, yang membedakan ikan gabusnya diganti dengan belut.

Rasanya pas dah, makan sepiring nasi merah ditemani belut pucung, tempe goreng dan segelas es teh manis. Hmmm... yummi !

Ayo, silahkan yang mau nyicip makanan yang sepertinya sudah dijumpai ditempat lain. Belut pucung khas Cigek-bronx, hmmm ...

Strong Dengkul & Stronger, Long Trip & Longer

Ngasal ya Kosa katanya, hehehhe.. biarin yang penting artinya yang akan dijabarkan disini. Saling berkaitan, sebuah trip akan sukses jika ditunjang oleh kekuatan Dengkul (baca .. fisik) yang memungkinkan. Makin jauh tripnya, makin perlu kekuatan dengkul yang prima. 

Disamping itu juga perlu mental yang baik, dengkul kuat akan memperkuat daya tahan mental. Saat dengkul loyo, mental juga bisa ikut drop.


Saat trip duduk diatas sadel berjam-jam, Kalau Saya cukup pakai celana padding udah sangat nyaman

Mari berfokus pada cara, bagaimana supaya bisa melakukan trip-trip jarak jauh. Menurut Saya jawabannya adalah pembiasaan dan melakukannya. 

Pembiasaan itu boleh diartikan sebagai latihan, melatih kekuatan, endurance, dan juga teknik. Melatih kekuatan, endurance dengan rajin-rajin  gowes. Luangkan waktu untuk gowes mulai dari yang dekat dulu, lama-lama menjauh. Jauh itu dalam persepsi Saya lebih dari 50 km dalam satu kali sesi latihan.

Melatih teknik dengan memperhatikan hal-hal lebih detail, misal pedaling, handling, dll. Membuat Kita senyaman mungkin dengan sepeda, menyatu. Misalnya, penyesuaian bokong dengan sadel. Agar bokong bisa nyaman berjam-jam di sadel. Bisa dengan pakai celana pad, pemilihan sadel yang cocok, atau memasang sarung sadel gel. Apa saja yang menurut Anda paling nyaman. 


Melatih Mental


Melatih kekuatan mental, ga perlulah baca-baca buku motivasi, hehehhehe. Sederhana saja, cukup dengan melakukan trip. Karena dalam trip yang sebenarnya, akan menemui banyak kejadian yang akan membangun insting dan kekuatan mental.

Sebuah perjalanan akan mengajari bagaimana cara Kita bersikap, bersikap untuk diri sendiri ... seperti mengukur kekuatan dengkul, dan tidak memaksakan diri. 

Misal, disebuah tanjakan jika nafas sudah memburu atau dengkul sudah bergetar, beristirahat sejenak untuk ambil nafas atau mau TTB, atau jika sudah tidak kuat juga ... ojek mana ojek !!! Hahahaha... 

Hal contoh di atas hanya diri Anda sendiri yang tahu pasti, dan segera ambil keputusan. Jangan memaksakan diri, akibatnya bisa membahayakan.

Sebuah perjalanan juga mengajarkan cara Kita bersikap kepada teman dan lingkungan. Bolehlah bercanda, tapi tetap dalam batasan, jangan sombong, jangan berbuat atau berkata-kata yang membuat drop teman.

Jangan juga buang sampah sembarangan, itu salah satu sikap bijak kita terhadap lingkungan. Tetap santun di jalan raya maupun saat kita melintas di lingkungan yang padat penduduk.

Sampai disuatu titik, Kita siap untuk Long Distance Journey !


Hosting Unlimited Indonesia