Bekasi ke Bandung praktis tanpa persiapan. Boleh dibilang mendadak, ketika Om Prast main ke rumah spontan deal gowes ke Bandung. Cari beberapa teman agar tambah seru, bergabung Om Wowor, Om Cucun dan secara ajaib Om Doods muncul ditikum. Dan, Jumat malam berangkat dari SPBU Bojong Koneng.
Sekitar jam 8 malam start, menyusuri jalan utama Bekasi-Karawang dimalam hari. Break pertama ada di Alfamart depan RS Rosella Karawang. Mampir ketempat kerja Om Didie, sekalian minta ditunjukan jalan ke Purwakarta via Kalimalang. Jalanan Kalimalang selepas Galuh Mas ke arah Cicurug Klari parah. Tambah parah jika dibanding saat melintas sebelumnya sekitar 3 bulan kemarin. Jalan berlubang dan debu yang berubah jadi lumpur karena hujan tadi sore.
Pertigaan Cicurug, mulai memasuki wilayah Purwakarta. Ditandai dengan kontur jalan yang mulai menanjak. Melintas Purwakarta Kota setelah jembatan diatas tol, kemudian tanjakan Ciganea. Kami memutuskan menginap di SPBU Sukatani, jam sudah menunjukan pukul 2.30 dini hari.
Kurang nyaman yah tidur di hotel bulan bintang. Terlalu berisik, dan puncaknya ketika sebuah skuter gembel merapat ke SPBU. Suaranya … treng 100 x … bubar dah mood untuk tidur. Alhasil tidur tidak tidur, posisi tidur … mata merem tapi telinga masih merekam suara deru mesin.
Keesokannya, berhubung di SPBU … kami tidak berani menyalakan kompor. Cukup pesan kopi dan teh di kantin SPBU ditemani kue selai pisang, cukuplah buat ganjal perut. Sekitar jam 6 pagi, perjalanan berlanjut. Tanjakan-tanjakan panjang di Darangdang, Gunung Hejo, Sawit .. membuat Kami terpecah 2 rombongan, ada Saya dan om Doods didepan, dan Om Wowor, Om Prast, Om Cucun menyusul kemudian dengan jeda 30 menit.
Sarapan kupat tahu dan segelas teh manis sejam dari SPBU Sukatani, lumayan buat menambah masa dengkul, tanjakan masih bertabur didepan mas bro. Ya iyalah ... Bandung itu dilingkupi Gunung.
Sudah menapak di Kabupaten Bandung Barat, Cikalong Wetan merupakan perbatasan dengan Purwakarta masuk dalam kecamatan Padalarang. Nanjak-nanjak terus, panjang ga terlalu terjal. Hanya beberapa titik saja yang memaksa speedometer dikisaran 10 kpj. Akhirnya Saya melintas rel kereta Padalarang, break di Pertigaan Padalarang. Makan bakso … perasaan makan terus … haghaghag ! Di Warung Bakso yang ternyata si Om pemiliknya goweser juga, dengan ramah melayani Kami. Orang Asli Garut, tapi.. ga salah pak ? Kok jualan Bakso… haghaghag. Beliau berpesan “Apalagi di kampung arab, susah nyari (awewe) yang jelek. Hadeh.. bikin lupa pulang.
Tengoret di Tengah Kota
Dari Pertigaan pasar Padalarang, ambil serong kiri menuju Cimahi. Sebentar, ini gokilnya para begundal cuter. Sampai di warung bakso tadi, Kami belum tahu di Bandungnya mau kemana. Dan baru ditentuin saat diskusi sambil makan baso, Kita ke Rumah Singgah Cigadung 108. Let’s go, berarti kita ke Dago Pakar jalan tembusnya via Jalan Gunung Batu.
Yang unik dan barus sekali ini Saya jumpai adalah suara tonggeret dipohon-pohon hampir disemua jalur jalan dikota Bandung. Tret-tret-tret ditengah hiruk pikuk, macetnyaJl. Gunung Batu. Mungkin puluhan tengoret yang berisik bersamaan dengan interval tertentu. Sebentar diam, terus bunyi lagi. Dan fenomena itu terjadi hampir disemua jalanan di Bandung, Dago, Cimahi, dll.
Padahal biasanya tonggeret adanya di leuweung (hutan). Atau mungkin itu hanya propadanda dari pemda dengan memasang sejenis mp3 player bertenaga surya dan diprogram untuk bersuara diwaktu-waktu tertentu,tapi … apa iya iseng amat dan tujuannya buat apa? Hehehehehehe… !
Tujuan pertama sesuai kesepakatan di warung bakso di Pertigaan Pasar Padalarang tadi adalah Rumah Singgah Sepeda Cigadung 108, yang terletak di Jl. Cigadung no. 108. Yang menurut hasil investigasi (nanya, maksudnya) rutenya lewat Dago, di pertigaan Dago Pakar naik kekanan sekitar 600 meter.
Eh, ditanjakan setelah Brownies Amanda disalip sama kuda, kan jadi panas dengkul .. masa kalah sama kuda .. salip lagi aghhh! Maka terjadilah balapan antara Saya yang gowes dan kuda yang ditunggangi si om jokinya. Bohong .. kejadian sebenarnya adalah Saya ajak ngobrol ngalor ngidul dengan si om joki, tanya pin BB, nomer sepatu … halah ! Bohong lagi. Basa-basi tanya arah Dago Pakar, padahal sudah tahu orang marka jalannya jelas, hehehehe.. Sampai dipertigaan Terminal Dago si om joki lurus Saya masih nanjak ke kanan.
Waduh, ternyata Saya sendirian .. berarti memang balapan sama kuda tadi ya.. Saya break minum segelas susu coklat di warung tenda dilatar Alfamart simpang Dago. Ke Cigadung 108 tinggal 600 meter. Rombongan yang berempat tertinggal, ditungguin setengah jam ga muncul juga. Wah curiga balik kanan ini, dan benar saja. Rombongan utama balik kanan ke Gedung Sate, kupret …!
Ya sudah … balik kanan juga, padahal rumah singgah sudah didepan mata, Saya pun melesat wuss… ! (orang tinggal turunan) selap-selip diantara mobil dan motor .. macet om !!! Saya memutuskan untuk destinasi selanjutnya yaitu Alun-alun Bandung yang terletak di depan Masjid Agung Bandung, Jl. Asia-Afrika .. cusss! Kirim pesan ke rombongan utama .. ditunggu di Alun-alun Bandung di huruf A-nya.
Sekitar jam 14.30an, regrouping di Alun-alun Bandung di huruf Anya. Giliran mandi secara terakhir ketemu air kemarin sore dirumah. Ditambah berjam-jam gowes nanjak yang pasti bercururan keringat, bau asem … pastilah … haghaghag! Antri sebagian jaga sepeda dan nyeduh kopi.
Destinasi Di Bandung
Bandung dikenal dari zaman dulu sebagai Kota Kembang, dijuluki juga sebagai Paris Van Java. Bukan tanpa sebab, cuaca yang sejuk karena diapit gunung-gunung disemua penjuru mata angina. Tapi itu dulu, sekarang mah panas keneh … macet pula … hehehehe ! Mungkin juga karena Bandung memang modis, tata kotanya bagus untuk ukuran kota di Indonesia.
Jalan Braga
Jalan yang berpotongan dengan Jalan Asia Afrika ini konon adalah jalan beraspal pertama di Bandung. Panjangnya hanya beberapa ratus meter, terbuat dari semacam batu alam yang disusun, unik. Dikanan-kirinya dipenuhi dengan bangunan-bangunan tua yang masih berfungsi dengan baik.
Hanya sayang, karena letaknya dipusat kota dan lebarnya tidak seberapa membuat Jalan Braga menjadi salah satu simpul kemacetan utama di Kota Bandung, apalagi jika musim liburan tiba. Paling enak menikmati jalan ini dengan gowes atau jalan kaki, sambil menenteng kamera, sudut-sudutnya cocok diabadikan dari sisi kamera.
Gedung Merdeka
Peristiwa yang terjadi ditempat ini tercatat dalam sejarah dunia adalah Konfrensi Asia-Afrika yang diadakan tahun 1955, di Bandung. Yang merupakan cikal bakal berdirinya organisasi Non Blok, yang merupakan gabungan negara-negara Asia dan Afrika yang netral. Memang pada masa itu muncul kekhawatiran pecah perang dunia ke-3, antara blok barat (Nato) dan blok timur.
Saksi sejarah itu masih bisa dikunjungi disekitaran Jalan Asia Afrika. Gedung Merdeka merupakan tempat dilangsungkannya Konfrensi Asia Afrika, yang sekarang dibuatkan Museum Asia Afrika yang masih satu komplek dengan Gedung Merdeka.
Ada juga Hotel Savoy Hofman, yang konon merupakan tempat menginap kepala Negara dan anggota delegasi negara-negara yang mengikuti Konfrensi Asia Afrika.
Alun-alun Bandung
Pada saat walikota Bandung dijabat Kang Emil yang merupakan seorang arsitek, Alun-alun Bandung dibenahi. Dibuat dua tingkat, dibawah sebagai parkiran dan food court diatasnya digelar rumput sintetis.
Saat Saya berkunjung kesini, hamparan rumput sintetis yang letaknya tepat di depan Masjid Agung Bandung dipenuhi orang-orang. Rata-rata keluarga, anak-anak asyik bermain bola dengan teman, ibunya, atau juga ayahnya. Sebagian bermain ayunan dan wahana bermain lain yang letaknya disudut dibelakang tulisan ALUN ALUN BANDUNG.
Dari sudut alun-alun sebelah timur laut yang berbatasan dengan Jalan Asia Afrika, Masjid Agung Bandung tampak megah, diapit menara putih kembar dikanan dan kiri. Dipadu dengan sebuah halte panjang, yang berlatar tulisan ALUN ALUN BANDUNG.
Bukan hanya sebagai aktifitas publik Bandung untuk mengakses angkutan umum semacam Bus Trans Jakarta yang disini dioperatori oleh DAMRI, halte ini juga keren, desainnya modis, dan letaknya sangat strategis sehingga berfungsi maksimal. Empat jempol dah, andai di Bekasi seperti ini …
Bertamu ke FBI (Tamu Tak Diundang)
Sebetulnya, rencana Kami malam nanti balik ke Bekasi dengan mode gowed NR (Night Ride) seperti Kami berangkat kemarin. Tapi, setelah semua selesai mandi, eh malah Alun-alun Bandung diguyur hujan deras dan pakai lama, awet kayak bakso yang pakai borax. Dan, ada janji juga ketemu sama teman-teman PRB (Pacific Rider Bekasi) yang sedang main prosotan di Wayang Windu Bike Park, Pengalengan.
Tapi karena cuaca tidak kondusif, Sampai waktu menjelang maghrib masih gerimis… Kami memutuskan rubah ke plan B, menginap malam ini di rumah Pamannya Cucun di Margaasih. Sekitar 9 km dari posisi Kami sekarang, menurut google maps.
Setelah selesai prepare giwes mode hujan, pasang cover pannier, jas hujan, lanjut ke Margaasih. Ada Springbed yang Kami rindukan untuk mengobati mata yang kurang tidur dan meluruskan pinggang yang berjam-jam sudah serasa lengket dengan sadel.
Terima kasih Omnya Cucun di Desa Sukawangi Margaasih yang sudah menampung Kami malam itu, lengkap dengan nasi goreng, telur mata sapi, tahu-tempe dan segeluntung semangka yang cukup buat makan malam dan sarapan, bahkan semangkanya dibekel buat perjalanan pulang.
Terutama buat springbednya yang sangat berharga, walaupun hanya om Doods yang menang banyak berhasil dengan sukses tidur dispringbed, sedang yang lain karena saking ngantuknya hanya tidur ditikar. Keesokan harinya badan lebih bugar dan siap gowes… asyik !
Pagi ini, disebuah pelataran Bank BJB entah cabang mana, asli seumur saya hidup hampir 40 tahun baru kali ini lewat jalan itu.. yang jelas disekitar Margaasih menuju Cimindi begitu kata marka jalan yang ditemui sepanjang jalan. Kami memutuskan untuk mampir di Bank Danamon jl. Merdeka, yang merupakan basecamp FBI (Federalist Bandung Indonesia).
Dan, surprise !!! Kami berhasil membuat kejutan buat on Yadi, on Otang, nte Riri, dkk FBI yang terbengong-bengong ketika tiba-tiba Kami berlima nylonong masuk ikut nimbrung. om Yadi, langsung mengenali Saya yang sudah pernah bertemu Cod Federal Wildcat dirumahnya… haghaghag!
Suasana mencair, setelah bersalaman, sesi ngopi-ngopi.. btw .. kopi Banjarnya enak .. mantap ! Dan sesi foto-foto. Dan … ssst !!! Ternyata sedang ada liputan dari Trans7, ada om Ibnu dan host-nya si hitam manis Nte Noni … asyik ! Mudah-mudahan lolos sensor jadi bisa ikut mejeng di tv… qiqiqiqiq !
Ngobrol dengan saudara-saudara sehobi, bersepeda… yang selama ini hanya berinteraksi lewat medsos, melihat-lihat koleksi sepeda Federal kepunyaan member FBI dan beberapa seli .. yang ini Saya belum kesampean memilikinya. Tidak terasa 2 jam, Kami harus pulang ke Bekasi, meskipun sebenarnya masih enggan. Tapi berhubung keterbatasan waktu, om Doods harusnya piket dan Om Wowor udah janji sama anaknya jam 3 sore sampai ke Bekasi, meskipun enggan Kami harus pulang .. ke kehidupan nyata.
Akhirnya Harus Pulang
Dianter om Agus Septian.. dia ini pernah Saya liput di blog Saya .. ini linknya … saat saat gowes mudik bersama bike2kampung tahun kemarin dan baru bertemu face to face hari itu. Kami diantar sampai terminal Leuwi Panjang, pulangnya loading om…. Hehehehehe..
Terima kasih buat Saudara-saudara FBI, maaf kalau kedatangan tim Cuter… kami berlima mendadak.. malu kalau sudah kabari jauh-jauh hari sebelumnya ternyata ga jadi. Dan Maaf kalau ada kata-kata dan perilaku Kami yang kurang berkenan.
Bandung itu, keren .. suasana kotanya kondusif buat bersepeda. Destinasi indah, yang dalam kota keren apalagi kalau mau keluar sedikit lebih jauh, ada Dago, Tahura, Bukit Bintang, Tebing Keraton, Gunung Puntang, Curug Malela, dll. Cuma .. tantangannya .. nanjaknya itu loh …!
Saran dari Saya, kalau mau gowes ke Bandung hanya punya waktu 2 atau 3 hari lebih baik loading pp, simpan tenaga dan waktu buat eksplorasi destinasi disekitaran Bandung. NANJAK BRO …! Oh.. ya.. biaya loading pp kalau mau bergerah-gerahan dengan mobil ekonomi non ac cuma 100 ribu pp, loh !