Alternatif melakukan journey dengan sepeda selain menggunakan rack atau boncengan adalah model bike packing. terdiri dari tas-tas, ada tas sadel, tas frame, tas handlebar, dan tas matras. Saya menambahkan DIY di fork. Berhubung susah dapetinnya Saya masih packing seadanya untuk pengganti tas fork.
#federal_tempur , frame wildcat, dibalut ban besar, rem cakram, dan tas bikepacking terlihat gahar & macho banget
Orang biasanya menyebut bikepacking, tapi kalo Saya lebih suka menamai Federal Tempur. Berbekal frame Wildcat, dengan fork suspensi, dengan ban sengaja dibesarin, dan satu set tas bikepacking kesannya macho, gahar, urakan, norak, tapi keren. Cocok dengan style bersendal jepit.
Plus & Minus
Kelebihannya adalah bobot keseluruhan sepeda menjadi lebih ringan, karena berfork suspensi cocok buat segala medan, termasuk makadam. Secara harga lebih murah, satu set tasnya merk RideStyle seharga 600rb, sudah komplit tas sadel, tas handlebar, tas frame, dan tas matras.
Minusnya mesti pintar-pintar memilih barang bawaan karena daya tampungnya lebih sedikit dibanding dengan rack dan pannier. Tapi cocok buat journey 2 - 3 hari. Bahkan Saya sempat pusing 7 keliling, tas utama yang di sadle cuma cukup bawa pakaian beberapa potong dan sebuah piring plastik buat nyeduh mie instan. Memang aslinya untuk MTB, yang notabene ukuran seat tubenya kecil, jadi tas sadelnya hanya cocok dipasang di seatpost yang panjang. Akan terlihat memaksakan kalau dipasang di seatpost pendek. Saran Saya sih, gunakan seatpost besi, alloy ngeri patah !
Juga ketidakadaan fender menjadi masalah kotornya baju dan badan saat menerobos hujan. Saya akalin dengan fender depan dan Saya pasang sepotong fender dibelakang seat tube. Sedangkan fender belakang sengaja tidak dipasang, mengurangi estetika... kurang enak dipandang. masih nyiprat ke punggung.
Kesan gembel diperkuat dengan mug, rangka kompor yang dicantelin begitu saja. Cocok banget dengan gaya gowes Saya yang pakai sendal jepit.
Thanks, sudah menyimak artikel ini .. semoga bermanfaat !!! Gowes adalah cara paling sehat lari dari kenyataan ,... jiah !!! " jika bermanfaat ... tinggalain jejak ya ..share, like, atau comment di Blog ini, Thanks ! "
Kalau di Jawa, apalagi di Bekasi mungkin objek wisata sekelas Teluk Kiluan akan jadi primadona. Di antara jejeran pantai-pantai wisata di pesisir timur Lampung, ini yang paling keren. Hamparan pasir putih (cenderung abu-abu) dihiasi karang menjulang menjadi paduan yang pas, masih ditumbuhi pepohonan yang bisa dimanfaatkan berteduh. Jauhlah kelas pantai dibanding dengan di pesisir utara Jawa.
ga semua tanya itu harus dijawab ...
Sayangnya, akses kesini menjadi PR buat Pemda Lampung .. membuat orang berpikir 2 kali, terletak sekitar 70 km-an dari pusat kota Bandar Lampung kearah tenggara. Kondisi jalannya itu loh, .. Selepas Padang Cermin memasuki kecamatan Telenggamus rusak parah. Beruntungnya Kami, rombongan pesepeda dari Bekasi yang mengadakan funbike kemari. Katanya bukan touring, kalau turing itu sendiri atau berdua, lebih dari itu ya funbike, sueeeek, .. akh !
Kok beruntung, ? iya .. kami sempat mencicipi coran baru setebal setengah meter yang masih fresh from open.. alias masih dalam tahap pengerjaan. Berhubung gowes, dengan seenak hati bisa angkat-turun sepeda ketika coran belum bisa dilewati. Sudah tersambung dibagian jalan yang rusak parah itu, meskipun baru satu sisi jalannya yang memicu antrian kendaraan. Sekitar 2 bulanan lagi .. itu juga kalau ga tersangkut di KPK .. seperti proyek-proyek lain .. jiah, mungkin bakalan ramai lagi nih .. Teluk Kiluan !
ga semua masalah mesti dicari jalan keluarnya ...
Rute
Awal perjalanan ke Pantai Pasir Putih - Teluk Kiluan dimulai dari pelabuhan Kali Baru, Tanjung Priuk. Dari sana ada kapal feri yang merupakan bagian dari projek tol laut pak Jokowi, rute Tanjung Priuk - Pelabuhan Panjang, harga tiket sepeda termasuk golongan I, 90 ribu sudah plus orangnya. Malah lebih murah motor, 115 ribu orang dihitung 2, driver sama boncengernya.
Menumpang kapal feri RoRo Mutiara Timur I, molor dari jadwal yang seharusnya jam 12 malam, baru membelah buih jam 2 dini hari, itu juga katanya, orang Saya ikutan molor, jiah ~!!!. Tapi jangan dijadiin masalah, lebih parah pulangnya .. jadwal jam 11 malam baru jalan jam 03.30 .. ckckckckcck !
gowes itu jalan paling sehat lari dari masalah ...
Secara norak, sama seperti crew truk itu, menenteng matras, sarung, dan perlengkapan tidur ga lupa tisu buat ngelap iler kali aja.. hahahah ..! Yang ternyata ga terpakai, ruang istirahat meskipun kelas ekonomi lesehan sudah full AC dan lumayan empuk berupa alas karpet yang dialasi lagi plastik transparan tebal, sengaja ga ditampilin fotonya, cobain aja sendiri nggih, sebagai gambaran kapal dan fasilitas didalamnya mirip-mirip KRL sama-sama eks Jepang ... hmmm ! pantesan aja room boy dan orang-orang di kafe itu agak risih memandang Kami, sueeee ...!
Mendarat di Pelabuhan Panjang yang ternyata sudah Bandar Lampung seperti Tanjung Priuk di Jakarta, kalau Bakauhuni itu seperti Merak ke Jakarta jaraknya. Menang banyak, ga perlu meluncur kencang di Tarahan. Ternyata salah satu yang menjadi biang kerok lamanya perjalanan adalah proses merapat Kapal yang diseret-seret kayaknya secara terpaksa oleh kapal pandu dan proses keluar-masuknya truk-truk tronton, tips sedikit .. kalau bawa sepeda taruh dipojok kiri, letaknya di pojok kiri pas setelah pintu bongkar muat, bisa duluan keluarnya tanpa perlu menunggu truk-truk besar itu.
Memasuki dunia mimpi sebelum bertarung lagi dengan kenyataan ...
Sehari sebelumnya, Cak Mancal .. peturing kontroversial yang suka melet kalo difoto itu inbox Saya, nanya bener mau ke Lampung, dan ternyata diberikan kesempatan bertemu meskipun cuma di warung kecil, di sebuah lampu merah di Jl. Yos Sudarso, tapi okelah ! yang penting sempat foto melet dan foto bareng si Demonstran ! Ikut menyambut rombongan federal rombeng dari Bekasi om Agus dan om Maliq dari Pedal.
menjadi beda kalau mau cepat dikenali ...
Praktis baru jam 2 siang, secara defacto this journey begin .. molor lagi ... sudah terlalu siang. Tapi sudah tidak ada waktu buat ditunda lagi ! sudah terlalu banyak waktu terbuang .. dan boong aja kalau lampung itu jalannya landai, rooling bro .. menuju tenggara tanda-tanda jalan naik-turun sudah terlihat. Jejeran bukit-bukti di arah jam 12, komandan .. hadeh !
Menyusuri sepanjang garis pantai, banyak tempat wisata berturut-turut pantai Mutun, Pantai Sari Ringgong, Pantai Klara, Pantai Batu Mandi, dll yang ga semua bisa diingat dimemori kepala yang sudah beruban ini. Meskipun rata-rata hampir tanpa pasir, tapi view cekungan teluknya menambah keindahan.
hidup cuma sekali, sesekali nikmati lah ...
Foto di atas adalah view sebelum Pantai Klara, dari sini yang asalnya buru-buru pengin gas poll, urung. Rasa takut kemaleman di Lampung yang mitosnya seram, menjadi kata sudahlah ! terlalu sayang dilewatkan .. yang terjadi berhenti, gowes, foto-foto .. ajib .. pantai di Lampung memang ngeten .. (sambil mengacungkan jempol) ... meskipun lepas dari Pantai Klara jalanan rolling makin ngeroll.
Ga bisa buru-buru ...
Maghrib, ... Isoma di kawasan militer infanteri TNI AL, makan nasi goreng yang terlalu berminyak, sekalian numpang mandi di mushola yang berair payau. masih sekitar 30 km lebih dari sini. Ngobrol dengan si Pak penjual nasi goreng yang secara meyakinkan bahwa rute aman dilewati malam hari hanya saja kondisi jalan yang "Saya ga bisa Ngomong" klise .. sebenarnya rusak parah .. memang lampung itu gado-gado penduduknya, si Bapak ini asalnya Solo. Secercah kata harapan "sedang dicor".
Lanjut, sampai di Indomart terakhir .. yang artinya sekitar 20 km-an lagi bertemu dengan sekumpulan peturing yang menggunakan sepeda motor. Say hello, beli bekal, dan ngobrol-ngobrol ringan dengan "gank motor" itu. Sempat ditawari pengawalan sama pemuda setempat, tapi ditolak dengan halus !
Dengan sisa-sisa minyak nasi goreng yang masih menempel di usus, di 7 km terakhir, bergelut dengan jalanan makadam nanjak 4 km dari 7 km itu. Payah banget disini, dipaksakan gowes sampai terlempar dari sepeda karena gelap dan bebatuan lepas, akhirnya TTB bersama-sama, subhanallah ! nikmate ... poll !!!
gerbang seluncuran menuju dunia mimpi ... jiah
Akhirnya, digerbang bermahkota khas Lampung ... tinggal meluncur turun, cuma PR naiknya ini .. sepanjang 1 km kurang lebih jalan cor mulus turun tajam. Saya ga deskripsikan keindahan pantainya .. biar foto-foto dibawah yang bercerita ... cuma ambil kesimpulan .. Keren Pooollll !
Biaya
rincian biaya : tiket Kapal 90 x 2 = 180 rb, tiket perahu atraksi lumba-lumba 100rb/orang atau 300rb/perahu diisi 3 orang, sewa tempat kemping diriin tenda 60rb (2 tenda) sarapan 15rb per orang, subtotal 150rb, makan rata-rata 20rb diperjalanan 20 rb x 6 = 120 rb.. total jendral = 180rb + 150rb + 120 rb = 450rb.
Bisa dihemat sebenarnya, salah satunya adalah numpang truk di kapal. cari truk yang kosong, tinggal kasih uang rokok buat abang sopirnya.
Atraksi Lumba-lumba
Lokasi penyewaan perahu ada disebelah kiri jalan desa Kiluan sepanjang garis pantai, masuk sekitar 200 meter. berjejer perahu-perahu nelayan yang bisa disewa ke tengah. Melihat lumba-lumba atau main pasir di Pulau Kelapa.
Sayang pas kesana, kondisi laut sedang keruh akibat banjir dari daratan. Alternatif lain mampir ke Pantai pasir putih, hanya saja pantai ini seperti sudah dilupakan. Hanya tersisa puing bekas saung-saung dan sepi tanpa pengunjung, disamping jalan jelek, ... konon banyak korban terseret ombak.
Tidak jauh dari bibir pantai seperti ada palung yang ditandai dari ombak yang pecah sebelum sampai.
Lokasi
Titik koordinat Teluk Kiluan, menurut google maps ..
-5.769868, 105.105674
Ilustrasi rute :
Thanks, sudah menyimak artikel ini .. semoga bermanfaat !!! Gowes adalah cara paling sehat lari dari kenyataan ,... jiah !!! " jika bermanfaat ... tinggalain jejak ya ..share, like, atau comment di Blog ini, Thanks ! "