Hosting Unlimited Indonesia

Tour De Tanjung Lesung, (Kalau) Fullgowes 500 Km+ (Part 2)

Maaf pemirsa, kepotong acara liburan akhir tahun bareng keluarga. Dan memang sengaja dibuat dua part tulisan mengenai trip ke Tanjung Lesung, panjang .. mencoba mengulas secara detail.

Cerita kemarin kan Saya akhiri sampai bermalam di Hotel SPBU Labuhan. Keesokan paginya, sekitar jam 05.00 pagi Saya dan om Sunita melanjutkan perjalanan, masih berdua didepan rombongan yang lain.

Karakteristik kontur Labuhan memang unik, geser kearah barat sedikit sudah pantai dan naik kearah timur langsung perbukitan. Keunikan akan tampak dari hasil alamnya, disepanjang jalan banyak sekali para pedagang ikan darat dan durian lokal.

Sedangkan dipantainya menghasilkan produk ikan laut, sungguh Indonesia memang kaya. Karakter ini juga tergambar dengan jelas pada jalan yang rolling khas perbukitan lalu disambut jalanan ditepi pantai. 

Dua foto ini akan mengilustrasikan kontrasnya pemandangan disekitar Labuhan, tidak terlalu jauh jarak antara dua tempat ini.

 
Pantai Citeureup, Labuhan 
Situ Cikedal, Labuhan dipagi hari
Regrouping rombongan trip Tanjung Lesung hari ke-2 terjadi disebuah warung makan ditepi pantai, didepannya pas ada masjid. Tepat sekali pemilihan tempatnya, waktu itu menjelang solat Jumat. Cocok, yang ga jumatan bisa beristirahat diwarung makan. 

Sudah dekat, Tanjung Lesung dalam hitungan jam. Selepas jumatan rombongan Bikepea langsung melanjutkan perjalanan. Sekitar jam 2 sudah mendarat di Tanjung Lesung.


Ternyata vila yang dijanjikan sebagai tempat menginap dimalam ke-2 masih sekitar 19 km lagi. Huff .. melewati jalan makadam dan panas terik ..!

Lanjut om ! 19 km lagi .. sekitar 1 jam lebih gowes .. kami mulai memasuki jalan makadam pertama dari trip ini. Lumayan bikin lengan kesemutan. 

Jalan makadam terpotong oleh jalan cor halus, tapi .. asem .. nanjak bro ! Lumayan ngehe nih tanjakan. Apesnya lagi jari-jari Saya putus satu ditanjakan ngehe itu.

ditanjakan itu jari-jari belakang sepeda Saya putus 1 ..
Walah, terpaksa Saya harus gowes dengan kondisi roda belakang speleng berat, geal-geol. Ga bisa cepat maks 11 kpj. Mana sehabis cor itu masih ada makadam yang lebih berat, batunya lebih kasar ... lengkap sudah.

Rupanya tempat menginap Kami adalah vila di Pantai Cemara. Letaknya sudah dekat dengan Pantai Sumur, pelabuhan kecil tempat menyebrang ke Pulau Umang yang terkenal itu. Sekitar 10 km lagi dari Pantai Cemara, atau ada destinasi yang lebih menawan Ujung Kulon sekitar 30 km lagi.

Pantai Cemara dengan bagan-bagan nelayan lokal
... Masih bersambung ke part 3 ...


CU at Next Trip ...








Persiapan Sebelum Touring

Orang bilang kalau terjadi kerusakan sepeda saat touring, disitulah seninya touring. Tapi bagaimanapun sebaiknya dihindari, dengan cara prepare kondisi sepeda sebelum berangkat. 

Ketika terjadi kerusakan rugi banyak dijalan,  disamping bete, susah cari part juga rugi waktu.

Seperti kejadian saat touring bareng Bikepe'a Indonesia ke Tanjung Lesung, selepas tanjung lesung sekitar 10 km ditanjakan tiba-tiba .. "pletak" .. ada suara diroda belakang. Seperti sesuatu yang patah.


Karena posisi sedang nanjak, Saya habiskan dulu sampai jalan datar dan cek. Ternyata jari-jari roda belakang patah satu. Mana patahnya dibagian sprocket, lebih susah .. musti bongkar sproket.

Ga bawa spare jari-jari lagi, alhasil Saya paksakan lanjut gowes dengan kondisi roda belakang speleng parah, sampai bannya menyentuh seat stay disalah satu titik.

Sebetulnya masalahnya bisa cepat ditangani jika Saya lebih siap. Prepare  part jari-jari dan tools pembuka sproket.

Tapi, okelah .. pelajaran berharga buat peturing pemula !


CU at Next Artikel ...


Liburan Ala Backpacker di Pantai Citeureup

Masih segaris pantai dengan Tanjung Lesung, ada sebuah pantai yang letaknya di Desa Citeureup Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Jawa Barat, pantai yang nyaman buat sekedar hang out atau kemping.

Suasananya adem sepanjang hari, dinaungi jejeran pohon kelapa yang meredam terik sinar matahari siang. Betah berlama-lama menikmati view gunung Krakatau dikejauhan.


Letak pastinya dikoordinat googlemaps -6.525755,105.701213. Sangat strategis, dipinggir jalan raya yang menghubungkan Panimbang ke Tanjung Lesung.

Saya ga yakin nama pantai ini namai saja Pantai Citeureup seprti nama desanya, terkesan masih liar dan tanahnya milik orang kota yang belum dipagari. Untuk masuk kesana hanya perlu jajan diwarung dan bayar uang parkir yang dikoordinir oleh ormas pemuda setempat.

Untuk parkir mobil 20 ribu, dengan fasilitas warung yang menyajikan ikan bakar, kelapa muda, dagangan kelontong, ada juga ayam bakar dengan harga yang masih masuk akal. Untuk ayam bakarnya 15ribu per potong sudah termasuk nasi dan kelapa muda 10 ribu per butir.Murahlah untuk ukuran tempat wisata. 


Fasilitas MCK masih kurang tertata, tapi akses air bersih melimpah. Ada sebuah sumur tua yang menurut penduduk .. sumur ini sudah ada sejak tahun 1965 dan belum pernah kering.

Sumur ini dijadikan sumber mata air utama, jika musim kemarau sumur disekitar kering. Penduduk sekitar menjadikan sumur ini sebagai sumber mata air. 

Yang menakjubkan, sumurnya terletak sangat dekat dengan pantai, ga sampai 20 meter. Tapi airnya jernih dan segar, tidak ada rasa payau seperti layaknya sumber air dekat pantai.

Untuk akses ke toilet bisa mengandalkan mushola yang letaknya sekitar 100 meter dari lokasi pantai atau pom bensin, sekitar 1 km arah pasar panimbang.


Saya bersama 16 orang beserta sepedanya dari komunitas sepeda Bikepe'a Indonesia dan bintang tamu satu keluarga dengan Livina bayar 30 ribu sebagai ongkos kemping semalam disini.

Jika dibandingkan dengan benefit berupa pemandangan laut yang indah, tempat kemping yang adem sepanjang hari, akses ke air bersih yang tak perlu bayar lagi, sunset dan sunrise juga dapat, makanan yang terjangkau, ckckckckc ...! Menang banyak.


So, jika Anda ingin liburan tapi budget terbatas.. Anda bisa menjadikan pantai Citeureup ini sebagai pilihan utama. Akses dari Jakarta keluar di tol Serang, menuju Labuhan, dari Labuhan terus ke selatan menuju Tanjung Lesung. 

Nanti akan melintasi Pasar Panimbang, dari situ tidak jauh lagi sekitar 7 km sign kanan dilokasi gps googlemaps yang Saya tulis diatas tadi.


Hmmm .. boleh juga kapan-kapan bawa keluarga pakai si Timor kemari. Kemping dimalam minggu, minggu pagi pulang ke Bekasi. Biaya terbesar untuk tiket tol dan bensin.

Satu orang tidur dihammock, tenda untuk 2 orang, dan dimobil 2 orang. Pas ...! Lebih hemat jika masak sendiri dan bawa bekal jajanan dari minimart. Disana tinggal bayar biaya parkir 20 ribu untuk 1 mobil beserta orangnya.


Koordinat Pantai Citeureup digooglemaps .. -6.525755,105.701213.

Liburan ... ga musti mahal kan ?

CU at Next Trip ...







Tour De Tanjung Lesung, (Kalau) Fullgowes 500 Km+ (Part 1)

Salah satu destinasi yang ingin Saya sambangi dari dulu tapi belum diberi kesempatan adalah Tanjung Lesung, selain Pantai Sawarna. Dan kemarin, 24-27 Desember keinginan itu terkabul.

Awalnya adalah ajakan dari sahabat Pickniker's, pas lagi libur panjang dan pas anak sulung minta liburan dikampung. Memang kalo udah jalannya mah semua seperti dimudahkan.

Cocok, anterin keluarga pulang kampung keesokan harinya cabut bersama sahabat Pickniker's bergabung dengan Bikepe'a Indonesia, Ke Tanjung Lesung kita, cuy !

Perjalanan gowes ke Tanjung Lesung diawali dari Mc D - Sektor 9 BSD. Sekitar jam setengah enam pagi, Saya sudah nongkrong di tikum pertama. Sambil menunggu yang lain, ngopi cemplang khas Mc D, mahalnya doang .. rasanya ngalor-ngidul. Masih jauh lebih sedap kopi fireship sachet, tapi sudahlah nikmati aja ...


Rombongan pertama berangkat dari BSD dipandu oleh om ... (sorry lupa namanya) menyusuri jalan-jalan tikus disekitar BSD. Dijamin dah kalo Saya disuruh mengulang rute yang sama ga bakalan ingat. Keluar masuk gang dan rute jalan-jalan perumahan bikin bingung.

Titik break pertama adalah warung gudeg tanpa nama yang katanya enak tapi ternyata nasi lembek dan teh hangatnya lebih mirip orson. Udah bete aja dari kopi cemplang di MC D ditambah gudeg yang rasanya ga jelas dan sahabat-sahabat dari FEDE yang molor kayak karet.



Mood mulai membaik ketika ritme gowes sudah mulai stabil, menyusuri rute BSD menuju Tenjo melewati pertigaan TigaRaksa. Suhu dijalan masih relatif nyaman buat gowes, masih sekitar jam 9 pagi.

Selanjutnya rute yang ditempuh menyinggung Bogor digaris perbatasan Tangerang - Bogor, daerah itu bernama Tenjo. Diperempatan Tenjo, ambil jalur kanan menuju arah Maja.

Suhu diatas jalan beton sudah mulai menyengat, membakar punggung dan silau. Ditambah jalanan yang masih dicor berdebu dan harus antri 1 jalur dengan kendaraan lain. Tapi okelah, masih mending daripada break kelamaan bikin ngantuk.


Menjelang tengah hari Saya sudah mulai memisahkan diri dari rombongan besar. Berdua dengan om Sunita memasuki Kota Rangkasbitung. kontur jalanan sudah mulai rolling, naik turun. Tapi lumayan adem, dipayungi pohonan yang lumayan rimbun ditepi jalan.

Berdasarkan petunjuk googlemaps, rute selanjut bercabang .. ke kiri menuju pusat kota Rangkas atau ke kanan menuju Cikande. Diputuskan ambil jalur kiri menuju pusat kota.

Ternyata sesat, pilihan ke kiri malah memutar. Alhasil, sudah menunggu lama tapi rombongan utama Bikepe'a rute BSD tidak juga terlihat.


Berbekal Googlemaps, Kami mencari rute untuk kembali bergabung dengan rombongan utama. Dibatas kota Rangkas - Pandeglang dengan rombongan utama yang ternyata sudah bergabung juga dengan rombongan dari Kalideres.

Saya berdua dengan om Sunita sempat dihentikan digerbang perbatasan Rangkasbitung oleh seorang Om-om yang ternyata adalah seorang federalist. Kami diajak masuk, kerumah makan yang ternyata milik beliau, ngobrol dan menengok Federal AP miliknya yang bercat merah.

Tapi tidak lama, karena rombongan yang dibelakang sudah mulai melintas satu-persatu trip dilanjutkan perjalanan menuju Pandeglang. 



Rencana awalnya rombongan turing Bikepe'a akan bermalam dialun-alun kota Pandeglang. Tapi sedikit rancu, om Budi dan om Asep berbeda persepsi. Ketika di terminal Pandeglang menurut om Budi Saya harus terus dan bermalam dipantai Labuhan. 

Saya masih dengan om Sunita belok kiri dilampu merah terminal Pandeglang melanjutkan perjalanan .. hmmm.. saat itu sekitar jam 4 sore. Masih cukup waktu sebenarnya. 

Tapi ketika Kami berdua sudah jauh dari terminal sudah sekitar 20 km lebih ada telepon dari om Aleq .. rombongan utama akan menginap disekitar termina... hadeh ..!

Akhirnya Kami berdua dengan om Sunita memutuskan untuk bermalam di SPBU sebelum Labuhan, saat itu sudah menjelang jam sembilan malam.

... bersambung ...



CU at Next Trip ...










Hosting Unlimited Indonesia