Hosting Unlimited Indonesia

Nengok Gunung Batu - Bogor

Serius, kemarin itu cuma nengok aja.. ga sampe ke lokasi. Cuma sampai dipertigaan terakhir yang lurus ke Gunung Batu 3, kanan Gunung Batu 1,2 trus balik kanan via Mengker. Karena penasaran aja, sering lewat cuma liat dari kejauhan, menjulang.



Berbeda sendiri dari hamparan bukti-bukti yang tertata apik kalau diliat dari jauh. Hmmm.. belakangan memang ternyata lagi ngetren juga bagi yang suka kemping.


Dan cerita perjalanan ke Gunung Batu sebenarnya lebih ke uji mental. Sampai mana kuat menahan nafsu dan emosi kalau ketemu tanjakan terus tanpa teman. Apa masih kuat atau tergoda terus balik kanan.



Ternyata lulus, sampai dilokasi dan tidak atau belum terbersit niat buat balik kanan. Secara tanjakan-tanjakannya sih masih manusiawi, tidak terlalu menyiksa seperti Puncak 2 aka Ciherang.

Sendirian, sampai di Cibucil sebenarnya sudah mendua. Niatnya maksudnya, ada niatan mau lurus aja ke Penangkaran Rusa, tapi begitu melewati Cariu ada plang dipertigaan ... kanan Gunung Batu, Puncak 2.

Saya trace diGooglemaps, ternyata cuma 18 km. Ya sudah, lebih dekat dari Penangkaran Rusa. Kembali ke niat awal dari rumah ... Gunung Batu.


Bocoran rute nih, bagi yang mau ke sekitar Puncak 2, Cipamingkis, atau Curug Ciherang. Untuk menghindari tanjakan Puncak 2 dari arah Sukamakmur Anda bisa lewat rute Gunung Batu 3 naik ke Puncak 2. Tanjakannya ebih ramah didengkul, jarak juga selisih tidak signifikan.

Tipikal jalanan dirute Cariu - Gunung Batu mirip dengan pertigaan Balekambang - Cikegbrong, tanjakan alus tapi panjang. Ga berasa tahu-tahu berat aja digowes.



Iseng juga ya ternyata gowes sendirian, apalagi ketika melewati kawasan yang kosong. Kanan lembah, kiri perbukitan yang tanahnya sudah dikavling oleh orang-orang kota. Sesekali aja melintas sepeda motor, dengan frequensi yang sangat jarang. Ga ada teman ngobrol.

Oh ya, sedang musim buah sekarang ini .. disepanjang rute rumah-rumah penduduk menggelar duren dengan tempat seadanya. Bahkan ada yang tergeletak begitu saja di tanah cuma 3 buah duren, nampaknya itu adalah hasil kebun, memang dipekarangan rumah penduduk banyak ditanami pohon duren. 

Sayang Saya ga doyan duren, jadi lewat aja.



Sekitar jam 1.30 siang yang lumayan terik hari itu, Saya sudah memasuki turunan terakhir menjelang Gunung Batu, turunan yang sangat tajam.Melipir dulu cari warung, laper. Semangkok mie soto menjadi pengganjal perut, plus telor dan segelas teh manis.


Ngobrol dengan penduduk yang nampaknya adalah penebang pohon .. diliat aksesoris yang menempel dipinggan, sebilah golok. 

Oleh si Pak Penebang pohon saya disarankan untuk ambil rute tengah untuk perjalanan pulang. Via Mengker yang nanti akan tembus di Cikegbrong - Balekambang. Itu rute paling pendek.


Koordinat googlemaps Gunung Batu : -6.601672, 107.052778

Oke siap pak .. pulang lewat Mengker. Setelah bayar-bayar, lanjut menuruni turunan tajam, sempat foto-foto .. ada sebuah bangunan mirip vila dengan background Gunung Batu pas ditikungan turunan tajam. Keren ...


Karena ini event ga resmi alias sekedar iseng, Saya tidak berniat lebih jauh lagi. Sampai dipertigaan yang lurus ke Gunung Batu 3, kanan ke Gunung Batu1,2 Saya memilih putar badan. Pulang.

Via Cikegbrong, ternyata oh ternyata .. banyak juga tanjakannya ya.. Terhitung Saya harus melintas beberapa bukit sebelum sampai di Cikegbrong.


Ohya, FYI .. disekitar Gunung Batu ada curug juga, namanya Curug Cibengang atau Cibengeng. Oke .. buat next trip. Sambil mendaki ke Puncak Gunung Batu.

Selanjutnya, selepas dari Cikegbrong, pertigaan Balekambang, ambil kiri menuju jonggol. Ini adalah rute yang sering Saya lewati. Rute yang sama ke Ciomas, Cigeuntis.

CU at Next Artikel

Sepeda Untuk Happy

Seiring perkembangan zaman, sarana transportasi juga makin beragam dan canggih. Sepeda yang notabene merupakan salah satu moda transportasi yang sudah bisa dibilang kuno, tapi masih eksis sampai sekarang.

Meskipun ada pergeseran fungsi, bukan sebagai moda transportasi .. sekarang lebih berfungsi sebagai sarana olahraga.


Di Indonesia, khususnya Bekasi ... makin marak dan jamak orang bersepeda diakhir pekan dengan atribut lengkap sebagai ciri khas seorang goweser, misal helm, jersey, sarung tangan.

Memang diantara banyak manfaat sepeda, sepeda untuk happy adalah yang paling besar dirasakan manfaatnya. Selain fisik bugar karena gerakan mengayuh membuat jantung memompa darah lebih lancar dan paru-paru menyuplai oksigen lebih banyak.

Efeknya, meskipun cape tapi perasaan menjadi fresh dan badan menjadi berkeringat. Apalagi jika gowesnya menuju destinasi yang indah seperti curug dengan cuaca yg sejuk, dan air yg dingin.
Akan menjadi pengobat stress yang menumpuk selama sepekan akibat dari rutinitas dan beban kerja selama 5 hari sebelumnya. Senin, kondisi badan fit dan kondisi hati fresh, siap tempur lagi.

Tapi apa jadinya jika suasana yang menyenangkan disetiap gowes akhir pekan juga dikotori dengan mengeluh, ngomel. Hilang esensi utamanya. Tipikal seorang goweser yang selalu mengeluh dan ngomel karena trek yang dilalui saat gobar dianggap terlalu berat, bisa menurunkan mood dan menjadikan suasana tidak cair lagi.

Solusinya, salah satunya dengan memilih-milih destinasi.. jika dirasa terlalu berat jangan ikut. Tidak.usah gengsi. Atau lebih bagus gowes sendiri, cape atau menyerah tinggal balik kanan.

Atau main sepeda di trek xc aja yang jarak tempuhnya masih belasan kilometer. Biasanya main di trek xc bila jarak treknya jauh .. sepeda diloading sampai lokasi.

CU at Next Artikel

Gowes Ramah Teknologi

Zaman sekarang, teknologi sudah demikian canggihnya. Kalau dulu untuk penuntun arah harus punya alat khusus, GPS Tracker. Sekarang sudah menyatu semua dismartphone. Tentunya smartphonenya harus yang sudah support GPS, RAM yang mencukupi, Memory external yang lega.

Demikian juga dengan kamera, kamera digital malah kalah fitur. JX650 (Fujifilm) kalah bagus hasil jepretannya dengan Asus Z-5.


Nah sekarang, mari kita berkenalan dan menelisik lebih jauh dengan beberapa fitur dismartphone dan beberapa aplikasi yang akan sangat membantu untuk gowes.

  • Strava

Yang pertama adalah aplikasi untuk merecord rute trip yang kita tempuh. Strava, sebenarnya masih ada endomondo juga, sejenis. Berguna untuk merekam rute yang bisa kita share ke pengguna lain.

Terus ada Catatan mengenai jarak tempuh, durasi tempuh, kalori yang terbakar, dll.

  • GoogleMaps

Ini adalah aplikasi pembunuh GPS Tracker, dengan tingkat akurasi yang bisa diandalkan Anda tidak perlu takut tersesat lagi. Tinggal search tempat destinasi, Googlemaps akan menggelar peta dengan point yang bergerak sesuai dengan gerakan Anda.

Sekarang tersedia juga fitur offline. Akan berguna jika signal GSM tidak menjangkau lokasi tertentu. Tapi fiturnya tidak selengkap online. Hanya menyajikan peta dengan petunjuk rute, tanpa detail petunjuk arah.

Tapi, secanggih-canggihnya teknologi, gps juga punya kekurangan. Jika masih bingung Anda bisa memakai GPM, alias nanya pakai mulut. Haghaghag ...!

  • Kamera

Kelebihan kamera handphone disamping resolusi sudah semakin besar, .. sudah diatas 10 MP. Juga software pendukung yang realtime, artinya ketika akan mengambil gambar bisa diatur mode menyesuaikan kondisi.

Dan juga setelah mengambil gambar bisa langsung diedit, crop, warna, dan seabreg mode lain yang kadang bisa bikin bingung.

Belum kalau ditambahkan aplikasi vendor ketiga macam Instagram atau 360. Hasil jepretan bisa menjadi sangat indah, melebihi jepretan kamera digital.

Itu yang Saya rasa wajib dimiliki dan setiap goweser harus menguasai. Disamping buat keren-kerenan, buat narsis, juga memudahkan diperjalanan.

Tapi tentunya harus didukung oleh spek smartphone yang mumpuni dan jaringan GSM  yang bisa diandalkan. Yah, setidaknya smartphone yang RAM 2 GB dan operator selular telkomsel atau indosat atau XL yang sebaran signalnya sudah merata.

CU at Next Tips...





Old Story about Tanjung Lesung

Ada beberapa tempat yang sudah dari lama sekali pengin Saya singgahi, diantaranya adalah Tanjung Lesung. Selain Tanah Lot di Bali, dan Pantai Sawarna. Tanjung Lesung itu deket-deket sama Ujung Kulon, ujung paling barat pulau Jawa.

Cerita lama ini hampir mirip dengan kondisi sekarang, saat itu antara tahun 2000-2005 sempat menjelajah ke beberapa destinasi menarik Kalianda, Semeru, Bromo, Pangandaran, Nusakambangan, dll. Waktu itu masih sempat, masih bujangan dan punya penghasilan tetap.

sumber : google.com


Sampai ketika menikah harus melupakan mimpi-mimpi indah itu. Tapi seakan waktu berulang, berawal dari hobi bersepeda mengantarkan ke hobi yang hampir mirip. Menjelajah ke destinasi indah. Meskipun, sejauh ini baru seputaran Bogor.

Waktu itu zamannya masih analog, haghaghag! Masih menggunakan majalah Intisari untuk mencari rekomendasi destinasi yang indah. Majalah yang Saya baca sejak SMP .. ga yakin deh ... majalah itu masih apa masih ada ?

Kerinduan itu seakan membuncah ketika BikePe'a Indonesia merencanakan touring fullgowes ke Tanjung Lesung ... Nah ini dia, yang ditunggu selama ini.

Mudah-mudahan lancar dan jadi, seminggu lagi !

CU at Next Tips...


Hosting Unlimited Indonesia