Hosting Unlimited Indonesia

Peturing Tangguh

Hehehhehe.. sebenarnya nyadar sih judulnya terlalu berlebihan, kasta Saya masih sangat jauh dari judul itu Tapi kalo ga heboh bukan berita namanya. Jadi mohon jangan dihujat, anggap aja itu doa Saya agar diaminkan oleh Anda semua .. aaamiiin..

Dari sekian genre bersepeda yang pernah Saya coba, mulai dari CFD, XC, dan gowes jarak jauh. Kecuali funbike yang belum sama sekali Saya coba, turing adalah yang paling pas dihati. Menurut Saya di turing itu mewakili kesejatian dari makna gowes. Dalam artian, di genre turing tidak perlu dibuat-buat dan wah. Ada kesederhanaan di sana. 

Mulai dari jenis sepedanya yang umumnya dipakai adalah sederhana, setidaknya ada kesan sepeda turing adalah kasta terendah dari kasta sepeda yang lain. Dalam makna harfiah bisa diartikan sepeda termurah dari pada sepeda kasta lainnya. Meskipun tidak semua, tapi pada umumnya seperti itu. 


Juga secara kepribadian yang melekat pada seorang peturing tangguh, sederhana, baik hati dan tidak sombong.. hehehhe.. ! Ini betul, dan Saya buktikan dari beberapa kejadian dimana Saya harus berinteraksi dengan goweser dari beberapa genre sangat beda karakter mereka.

Hal ini bisa dijelaskan begini :

  • yang pertama, seorang peturing berinteraksi dengan trek alami dan bergaul dengan kondisi jalanan yang mengharuskan mereka santun, tetap rendah hati, tidak ugal-ugalan. Ya tentu saja, wong naik sepeda kok ugal-ugalan gimana caranya?
  • kedua, di jalan, sepeda dikondisikan dalam posisi paling rentan. Rentan disalip atau rentan disenggol oleh kendaraan bermotor. Mau tidak mau seorang peturing harus legowo dan menerima dengan lapang dada, ceila.. bisa aja ..!
  • ketiga, ... Dengan distance yang sangat jauh untuk ukuran sepeda turing yg digowes dengan rata-rata kecepatan dikisaran 20 km/jam. Seorang peturing harus sabar, berkemauan kuat dan pantang menyerah, pantang bro peturing balik kanan kecuali ada kejadian luar biasa yang memaksa tidak bisa melanjutkan perjalanan.
  • Godaan dijalan juga banyak banget, biasanya dihari-hari awal perjalanan akan tergoda untuk balik kanan mumpung belum jauh, naikin bak terbuka saat ketemu tanjakan ngehe, dll.
  • di dalam perjalanan turing yang bisa memakan waktu berhari-hari bahkan mungkin berbulan-bulan, seorang peturing sudah dihadapkan akan kondisi yang memaksa harus survive. Masalah tempat bermalam/tidur, makan, gangguan kriminalitas, kekerasan, pemerasan, perampasan, dll.
Hmm.. banyak sekali yang bisa digali sebenarnya dari artikel ini, termasuk saat sesi bintang tamu di Jambore Sepeda Jatiluhur kemarin yg salah satunya adalah pasangan suami istri yang bisa keliling Indonesia, sangat inspiratif. 

Dan Saya perhatikan, mengenai kepribadian peturing yg menarik menurut Saya adalah karena usia mereka memang rata-rata tidak muda lagi jadi secara pengalaman, sudah banyak makan asam garam kehidupan. Yang membuat mereka, para peturing tangguh makin ramah dan santun. 

Saya berharap suatu saat bisa menjadi seperti mereka, gimana jalannya ? Jalani saja .. berusaha saja, hasilnya terserah yg memiliki hidup. Aaamiiin ..!

Rute Jalur Bekasi - Jatiluhur Full Gowes

Jatiluhur merupakan waduk, yang salah satu terbesar di Indonesia. Terletak di Kabupaten Purwakarta - Jawa Barat. Dengan yang full gowes kemarin itu berarti ini kali ke-3 Saya mengunjunginya. 

Awal sih diotak Saya, Jatiluhur itu jauh banget. Apalagi kalo harus ditempuh dengan full gowes, tapi ternyata tidak lebih jauh dari Cigamea. Oya .. kalo mau tahu pengalaman Saya full gowes ke Cigamea ini linknya.


Ternyata rute PP Bekasi - Jatiluhur tercatat hanya 175 km di cyco computer yang tersemat di Sepeda. Padahal awalnya Saya berharap bisa memecahkan rekor sebelumnya yang 180 km. Mungkin salah satu faktornya karena saat perjalanan pulang, kami dipandu oleh teman-teman dari Goweser Karawang. Memotong rute lumayan panjang.



ini arah jalan pulang yg di marshal in goweser karawang, di Babakan Cikao, naik getek ..  banyak motong jalur ! Lumayan ...


Rute Perjalanan


Dari Bekasi, rute yang Saya tempuh kemarin adalah lewat Kalimalang. Menyusuri Kalimalang sampai di km 0 nya di Curug Klari. Dari situ naik ke Jalan Curug, terus belok ke Kiri arah kota Purwakarta. Mulai dari jalan Curug  ini, jalanan sudah mulai banyak tanjakan.


Sebenarnya saat berangkat, perjalanan berputar dulu ke kota Purwakarta tepatnya di Lapangan Polres Purwakarta, nah baru dari sana Lanjut ke Waduk Jatiluhur. Bagian yang paling seru dan melelahkan justru dibagian 1/4 terakhir. Mendekati Waduk Jatiluhur tanjakannya udah mulai super ngehe. Extrim, panjang dan ga abis-abis.



Jadi PR-nya tinggal di nafas. kalo dengkul dah kuat, hanya nafas yang belum sinkron dengan dengkul.

Mulai harus sering break di tanjakan-tanjakan terakhir, kadang harus 2 kali break untuk mengambil nafas. Saya lebih memilih berhenti sejenak untuk mengambil nafas dari pada harus TTB mengingat sepeda yang Saya pakai penuh dengan gembolan.

Di Pertigaan Cilalawak, Saya memutuskan untuk ambil kanan, meskipun sebagian jalan makadam, tapi lebih landai. Mulai memasuki jalanan makadam sekitar 2 atau 3 km, selanjutnya adalah jalanan aspal yang mulus tapi lagi-lagi ampun dah tanjakan melulu.


Sampai akhirnya melintas tanjakan terakhir, pertemuan pertigaan yang jalur pisah di Cilalawak tadi itu selanjutnya adalah turunan tajam yang meliuk memerlukan kehati-hatian menarik tuas rem. Jangan sampai nyusruk !


Akhirnya, sampai di Pelabuhan Biru Waduk Jatiluhur, tempat kami bike kemping malam itu.



piknik kita Masbro ...!
Keesokan harinya, setelah tenda-tenda dan perlengkapan dipacking ulang dan masuk di pannier. Perjalanan pulang dimulai. Rute memotong dari jalur kemarin berangkat. Di daerah Babakan Cikaso, kami memotong jalur sebelum pertigaan Cilalawak. Naik getek dan amazing ga terlalu jauh tembusnya di pertigaan Jalan Curug. 

Melewati jalan makadam ternyata Saya sudah sampai di Curug Klari, km 0 Kalimalang. Rute selanjutnya tinggal menyusuri Kalimalang pulang menuju rumah di Bekasi. Sekitar jam 4 sore Saya sudah sampai di rumah.


Perjalanan panjang yang menyenangkan, sayang tidak bisa memecahkan rekor sebelumnya.



Sensasi Rasa Bike Kemping

Dulu waktu masih muda, sering kemping di gunung, pantai, atau curug. Dan  masa itu kini bisa terulang kembali, setelah kira-kira 10 tahun yang lalu. Hanya saja beda sedikit berbeda, kemping Saya di saat sekarang pakai sepeda untuk mencapai destinasi. Dan pengalaman pertama bike2campingnya ada di Pelabuhan Biru - Jatiluhur.

menikmati kebersamaan dalam kesederhanaan ala bike2camp

Sore itu sekitar pukul 5 , setelah menempuh perjalanan sekitar 100 km dari rumah, akhirnya rombongan kami tiba di Pelabuhan Biru - Waduk Jatiluhur. Di bawah siraman cahaya matahari sore yang mulai melembut, mulailah kami membuka tenda sebagai tempat bermalam Kami nanti malam.

Banyak sensasi rasa yang berdenyut di kalbu ini, saat detik-detik itu Saya ulang kembali setelah 10 tahun tidak pernah Saya lakukan. Rasa rendevous yang membuat tersungging senyum bahagia. Menggelar tenda, menyambung frame, mengembangkannya, dan kemudian memasang pasaknya. Sengaja viewnya Saya arahkan ke arah sunset Waduk Jatiluhur. Indahnya ...

sejenak memandang sunset itu seperti menghirup aroma kopi hitam dan kemudian meneguknya. Wangi, hangat dan manis menyeruak ke indra penciuman dan kemudian mengalir ke tenggorokan untuk kemudian menghangatkan perut
Ketika tenda sudah berdiri untuk kemudian sejenak memandang sunset itu seperti menghirup aroma kopi hitam dan kemudian meneguknya. Wangi, hangat dan manis menyeruak ke indra penciuman dan kemudian mengalir ke tenggorokan untuk kemudian menghangatkan perut. Suit-suit !!! .. indah banget, nostalgia yang sempurna.

Dan ketika sunset sudah tenggelam sempurna, gelap sudah mulai merayap. Saya nyalakan kompor spirtus DiY, buat kopi dan mie instan. Kawan-kawan pun mulai mengerubung, bersama menikmati segelas kopi dan sepiring mie instan.

cuma mie instan, dimakannya pun langsung ditempat.. tapi rasanya seperti mie tumis di mie aceh intan .. hahahahah
Dalam keterbatasan, makanan cuma mie instan dan roti pemberian panitia. Mie instan pun cuma diwadahi potongan botol bekas. Kopinya juga sama. But, sensasi rasanya tidak sama seperti ketika minum kopi di warung tadi.

Malam semakin merayap larut, pukul 10 Saya sudah masuk tenda. udah ngantuk. Tapi, masih terdengar obrolan om Dadang dan kawan di luar. Saya menyeruak keluar bergabung dalam obrolan ngalor-ngidul. Sayang kalo tidur sore-sore, sampai akhirnya tersadar karena kedinginan tidur diluar hanya beralas matras dan sarung. Balik ke tenda melanjutkan tidur, zzzzzzzzz !!!

Menggulung tenda, packing siap-siap pulang ke dunia nyata !

Pagi harinya, Kami robohkan tenda untuk melanjutkan rangkaian kegiatan event JSN 1. Kayaknya, sepulang dari sini akan banyak cerita-cerita bike2camp selanjutnya. Asyik !!!

#jamboresepeda
#bike2camp

Koleksi Stiker

Mungkin memang sudah menjadi sifat dasar manusia, apa itu? Suka ngumpulin atau koleksi barang. Barang-barang tertentu yang dianggap bernilai dan mencerminkan pribadi seseorang. Bisa jadi itu koleksi Sepeda, motor, burung, atau yang lain. Asal jangan koleksi istri aja ya.. ups !!! salah ...

Saat ini lagi rajin koleksi stiker komunitas sepeda. Ternyata ini adalah salah satu kebiasaan para anggota komunitas jika bertemu dengan anggota komunitas sepeda yang lain. Sayang, kemarin Saya belum punya stiker dari komunitas sepeda yang Saya wakili. Maklum masih baru mengikuti even semacam itu, masih gagap.

koleksi stiker di helm sepeda

So, jangan dilihat helm murah  yang cuma seratus ribuan  atau sepeda butut Saya yang harganya cuma sejuta. Tapi, perjuangan untuk menempelkan stiker di kedua benda itu yang memerlukan perjuangan menempuh jarak ratusan kilometer dan tetesan peluh yang menguras tenaga, hehehhe... lebay banget sih !!!

FBI [Federalist Bandung Indonesia] / stiker finiser JSN Jatiluhur, Stiker FedTangs [federal Tangerang] dan Pendekar [Penikmat Federal Karawang]


Bolehlah yang lain berentet stiker di sepedanya tapi hasil dikirim via JNE, tapi ane .. itu stiker saya jemput langsung ke TKP. Piss, om !!!

Tips Bersepeda Jarak Jauh

Anggaplah gowes 100 km itu sudah masuk kategori jarak jauh, untuk ukuran Saya, hehehhe.. Tapi memang bersepeda sejauh itu memerlukan beberapa tips dan trik agar tidak sampai menyiksa tubuh apalagi sampai membuat cidera [baca.. kram]. Di samping jam terbang dan kondisi fisik perlu beberapa yang seharusnya diolah dengan baik oleh setiap pesepeda, agar tetap aman dan menyenangkan.

Event Jambore Sepeda 200 km Bekasi - Jatiluhur adalah pelajaran yang sangat berharga. Bagaimana cara bersepeda jarak jauh yang benar. Saya menyaksikan seorang goweser yang tangguh di trek pendek ternyata ga tahan juga untuk trek jarak jauh. Kalau kasus yang ini bukan masalah kondisi fisik, tapi karena faktor kurang jam terbang saja. Dan sebagian lagi, memang karena kondisi fisiknya drop.

View sunset di Jatiluhur .. nuhun Om Sandi, photonya bagus !

Tips Pertama


Kesalahan fatalnya adalah menghamburkan tenaga di awal perjalanan. Di event Jambore Sepeda 200 km Bekasi - Jatiluhur sekitar 50 km pertama menjadi ajang balapan. Para goweser berlomba memacu sepedanya bahkan sampai menembus di atas 30 km/jam. Sangat berbahaya disaat rombongan yang seharusnya beriring 1 atau 2 lajur sepeda akhirnya menguasai setengah badan jalan, apalagi nota bene di jalur Kalimalang yang jalannya cuma 2 lajur berlawanan arah dan banyak truk berlalu-lalang.

Mulai terlihat kedodoran stamina di setelah lepas dari 50 km, ditambah lagi cuaca semakin siang yang semakin panas menyengat dan kondisi trek yang semakin banyak tanjakan, TTB dah akhirnya.

Bersepeda jarak jauh tidak bisa dengan cara seperti itu, kecuali memang Anda atlit. Yang benar adalah, jaga ritme kayuhan dan konstan jaga kecepatan dikisaran 20km/jam tapi terus segitu. Kita tetap harus menghemat tenaga untuk nanti menjelang berakhirnya rute perjalanan. Jadi, kesimpulannya di event bersepeda jarak jauh, bukan yang finish yang pertama yang penting. Tapi finish dengan selamat dengan tetap menyenangkan selama diperjalanan.

Bendera SGB berkibar sepanjang perjalanan, di sepeda komandan Dono

Tips Kedua


Mungkin karena style peserta Event Jambore Sepeda 200 km Bekasi - Jatiluhur adalah para pesepda trek dan usia sebagian besar masih darah muda, jadi gampang panas. Ga boleh disalip langsung pengin nyalip lagi, hehehhe ..

Untuk bersepeda jarak jauh harus tetap cool, jaga emosi jangan banyak memaki, dan tetap fokus ! Masalah harus tetap beriringan dalam 1 jalur adalah masalah emosi dan disiplin, demi keselamatan.

Juga, atur pernafasan dan gowesan pedal senikmat mungkin. Rasakan sensasi setiap gowesan adalah kenikmatan. Dan, jika Anda sudah bisa merasakan feel itu, luar biasa.. Anda ga mau berhenti, maunya gowes terus! Dan tentang rasa adalah emosi, yang harus tetap dijaga diperjalanan agar tetap enjoy.

Tips Ketiga


Musuhnya adalah panas dan tanjakan. Tips untuk tanjakan adalah jangan menyerah dan TTB. Karena TTB lebih menguras energi, apalagi yang ngegembol kayak Saya, hehehhe ! Jika memang tidak kuat lebih baik berhenti sejenak untuk ambil nafas dan memulihkan otot kaki, ga usah lama cukup 5 menit, dan libas tuh tanjakan !

ttb nih yeah ...
Panasnya juga luar biasa kemarin itu, huff !!! Sampai ada yang berseloroh .. udah lulus kalo nanti menghadapi panas neraka.. ups.. tapi serius, kemarin salah satu peserta di samping Saya yang nyeplos begitu, Astaga ! Dan ada juga yang menyiram kepala/helmnya dengan air mineral, ckckckck.. sampai segitunya.

Sombong dikit boleh yah ... untuk Event Jambore Sepeda 200 km Bekasi - Jatiluhur yang tanjakannya SUPER-NGEHE lulus tanpa TTB.

Untuk panas, Saya lebih memilih memakai topi rimba yang lebih lebar, kacamata hitam dan buff untuk menutup tengkuk. Banyakin asupan air untuk menghindari dehidrasi. Saya memilih asupan air divariasi denga minuman cola. Karena cola berkadar gula tinggi, sebagaimana kita tahu, gula paling cepat ditransformasi tubuh menjadi energi.

Tips Keempat


Tips yang keempat ini  adalah lebih mengarah ke persiapan meningkatkan kondisi fisik sebelum perjalanan jauh di mulai, dan ini memang benar Saya lakukan. Meskipun terlihat sedikit lebay atau mungkin konyol. Bodo nanan ... hehehhe.. 

Selama 2 minggu sebelum Event Jambore Sepeda 200 km Bekasi - Jatiluhur, Saya sengaja buat boncengan yang kuat diboncengi anak Saya yang beratnya 26 kg dan Saya pasang di Federal. Hampir setiap hari selama 2 minggu itu Saya gowes selama 2 jam dari jam 4 sore sampai jam 6, muter-muter di sekitar Bekasi .. nyari tanjakan flyover. 

Tujuannya buat melatih nafas dan dengkul, dan efeknya ... Anda boleh nyontek dan rasakan sendiri dah seberapa signifikannya perubahan ke daya tahan fisik Anda!


Finish !!!


#jamboresepeda


Hosting Unlimited Indonesia