Hosting Unlimited Indonesia

Melatih Kekuatan Dengkul

Maaf, tulisan ini tidak untuk dimaksudkan untuk menyudutkan atau kritik ke sebagian genre sepeda. Tulisan ini hanya opini pribadi dan boleh dibilang resume dari kegiatan bersepeda Saya.

Saya lebih tertarik dengan genre long distance journey atau aliran touring dibandingkan dengan masuk trek ajrut-ajrutan. Menurut Saya, di touring itu Saya lebih menghayati setiap kayuhan pedal sepeda. Ada perjuangan ketika masuk tanjakan ngehe dan kepuasan yang luar biasa ketika berhasil menaklukannya.

Ketika Saya merencanakan sebuah rencana touring dan berhasil mencapainya, Khasanah mengenai tempat baru itu akan bertambah. Meskipun sekarang masih dalam kisaran tujuan di bawah 100 km, Saya sedang rajin berburu curug, hehehhe.. Tapi ke depan Saya pengin pulang kampung menggunakan sepeda.


Dan, yang terpenting.. berhubung Saya bukan orang kaya yang mampu beli sepeda berharga puluhan juta. Jadi Saya lebih memilih berdamai dengan kondisi saat ini, yang hanya mampu beli sepeda touring butut yang murah untuk ukuran harga sepeda untuk hobi.

Modal Dengkul


Anda harus setuju kalau Saya bilang, bersepeda modal utamanya adalah dengkul. Mau sepeda bagus apapun kalo dengkulnya loyo ya malu sama sepedanya atau mau gowes sejauh apapun kalau dengkulnya kuat maka gampang dicapai. Dan, sebenarnya sangat terlambat Saya memulai bersepeda di usia yang tidak muda lagi. Saat Saya memberanikan diri ikut gobar ke curug untuk yang pertama kali, hasilnya payah. Saya hampir pingsan.

Terpacu dari pengalaman gowes perdana ke curug dan juga untuk persiapan gowes ke JSN - Jatiluhur, sengaja saya membuat boncengan yang kuat untuk boncengin anak Saya yang berat badannya 26 kg. Setiap sore saya muterin Bekasi dengan beban boncengan anak Saya, jarak tempuh yang saya pilih sekitar 20-30 km. Rutenya Saya sengaja memilih yang ada tanjakan semacam jembatan atau flyover.

Dan hasilnya mulai terlihat, kemarin gowes ke Sodong, dari arah Klapa Nunggal tanjakan terakhirnya lumayan ekstrim dan Saya lolos di situ. Begitu juga saat dengan tim The Curug Hunter berburu curug Xio-mas juga lulus tanpa TTB.

Perjuangan sudah menunjukan hasil, Alhamdulillah ..!

#gowes4health



Persiapan untuk Jambore Sepeda Nusantara

Tinggal menghitung hari saatnya pelaksanaan Jambore Sepeda Nusantara di Jatiluhur, 29-30 Agustus 2015. Berhubung ini adalah perjalanan panjang, jauh-jauh hari prepare untuk acara ini sudah sedikit demi sedikit dilengkapi. Meliputi persiapan fisik sepeda, fisik dan psikis saya, dan perbekalan yang akan dibawa.


Perbekalan


List perbekalan yang siap dibawa :

  • tenda doom 2 orang
  • kompor outdoor spirtus
  • alat masak
  • sleeping bag
  • matras


Persiapan fisik 


Boncengan yang terpasang di Si Kucing Liar sengaja Saya desain sendiri agar kuat untuk bonceng orang. Maksudnya, udah beberapa hari terakhir Saya gowes boncengin anak Saya yang kedua yang berat badannya 26 km keliling bekasi. Hitung-hitung latihan beban, meskipun jarak tempuh setiap latihan sekitar 30km tapi dengan beban 26 km lebih berasa gowesnya.

Sepeda


Sebetulnya Si Kucing Liar masih menyisakan sedikit trouble di sistem kokpitnya. Komstir alias Head setnya masih model ulir, dan ulirnya sudah sebagian yang aus. Jadi serba salah, kalau bautnya terlalu kencang handlebar jadi berat, kalau dikendorin jadi oblak. Tapi sepertinya masih batas aman untuk dipakai ke JSN, karena jalurnya onroad.

Dan juga yang masih belum terpecahkan adalah saat kombinasi gear depan 2 dan belakang 7 ada bunyi berisik seperti baut-baut setingnya ga pas. Tapi udah diseting ulang tetap ada bunyi noisenya. Tapi okelah itu error minor yang masih masuk batas toleransi. 

Dan besok adalah persiapan terakhir, bersama seorang teman yang biasa gowes sendirian besok diajak ke Goa Lalay di daerah Jonggol. Lumayan nih Jonggal tanjakannya, sekalian test terakhir.

#ready4JSN




DiY : Double Bidon

Untuk sepeda turing, fungsi bidon sebagai tempat menyimpan botol air agar mudah terjangkau selama dalam perjalanan menjadi penting. Kan ga enak kalau mau minum aja mesti buka-buka tas pannier, qiqiqiqi... Meskipun sekarang banyak dijual tas hydropack yang lebih praktis tapi botol tempat air terlanjur menjadi trademark tersendiri bagi peturing.

Bahkan di beberapa seri sepeda Federal, ada yang sampai tiga bidonnya. Nah kesempatan ini, Kita akan membuat bidon tambahan di Federal kucing liar yang biasa Saya pakai. Yuk ah dimulai ..

Bahan - bahan & Alat


Sederhana tapi full fungsi DiY kali ini, kita hanya memerlukan :

  • Klem selang (seperti yang biasa dipakai di selang kompor gas) ukuran 1 inch 2 buah
  • solasi hitam yang biasa dipakai untuk kabel listrik
  • kunci pas no. 8 atau obeng +
  • bracket tempat minum, bisa didapat di toko aksesoris motor.
bidon kedua saya tempatkan di top tube 

Letakan di tempat yang sekiranya cukup untuk meletakan botol, mudah dijangkau, dan aman, dalam pengertian botol tidak mudah jatuh.

Point Perhatian :


  • Sebelumnya lapisi dengan solasi listrik di tempat nanti akan diikatkan klem selangnya. Gunanya untuk melindungi cat agar tidak baret.
  • Saat mengencangkan klem selang ini jangan memaksa, harus mengikuti alur dan harus pas.
  • Hati-hati om .. sayang kalo ujung-ujung klem yang terbuat dari besi atau obeng yang kita pakai menggores cat.
  • Untuk ukuran klem selangnya silahkan sesuaikan dengan ukuran tube sepeda Anda. Bisa dibeli di toko listrik.
Selamat berkreasi ..




Sodong, Mata Air Berkah

Sodong dipercaya sebagai berkah tersendiri bagi penduduk di sekitar mata air yang terletak di daerah Ligar Mukti, Bogor. Buktinya adalah mata air ini tidak pernah kering meskipun di tengah musim kemarau seperti sekarang ini. Di saat daerah lain sudah mulai kehilangan air bersih, mata air Sodong malah bertambah besar debit airnya.
Keceriaan anak-anak sodong, tiap hari bisa berenang .. 

kayaknya anak sodong past bisa berenang

Mata air Sodong adalah hulu sebuah sungai, airnya keluar daridalam tanah di bawah sebuah bukit kapur/karang. Karena penasaran Saya cek ke atas bukit barangkali masih ada sungai di belakang bukit itu, hehehhe.. dan memang tidak ada. Ini yang menjadi ciri khas dan daya tarik mata air Sodong.

Dari mata air ini, sebelum airnya jatuh ke sungai di bawahnya dibendung membentuk kolam pemandian. Airnya dingin menyegarkan, dengan dasar bebatuan berlumut. Hati-hati agak licin lantai dasar alaminya. Sayang banyak sampah plastik berserakan di dasarnya. Di kolam pemandian inilah yang terlihat sangat asyik buat anak-anak dijadikan wahana bermain.

Rute Perjalanan


Selasa 25 Agustus ini, Saya ditemani sesama PNS (Pekerjaannya Nggowes Sepeda) dari Kranji yang tidak mau disebutkan namanya memulai perjalanan seperti biasa dari tikum Situ cibeurem - Grandwisata menempuh rute Nawit, di pertigaan Nawit ambil kanan menuju pertigaan Cibucil.

Dari pertigaan Cibucil ini, ambil belok kanan ambil arah ke Cileungsi. Setelah itu di pertigaan Cipeucang ambil kiri menuju Desa Klapa Nunggal. Di jalan Klapa Nunggal selanjutnya ambil kiri lagi menuju desa Ligar Mukti. Jangan sungkan untuk bertanya, sepertinya semua orang di sana tahu di mana Mata Air Sodong.

Letaknya tepat di pinggir jalan dari arah Klapa Nunggal ada di sebelah kanan jalan. Kolam pemandiannya di batasi dengan jembatan. Kalau hari kerja seperti saat Saya berkunjung ini, gratis mulai dari masuknya sampai ke parkirannya. Tapi, katanya sih kalau hari libur ada tiket masuk yang mesti dibayar. 

si kucing liar sampai juga di Sodong

Sendal Jepitku sudah merasakan segarnya air Sodong

Perjalanan berangkat via Cibucil menempuh jarak sekitar 35 km. Dengan kondisi trek datar dengan sedikit tanjakan landai, kecuali menjelang mata air Sodong, diselingi tanjakan lumayan sadis.

Studi Alam Genta Buana


Sekitar jam 2 siang, setelah puas menikmati mata air Sodong dan kok ya kelamaan di sana jadi ngantuk. Kami memutuskan menuju pulang. Kami sempatkan mampir di Studio alam Genta Buana, itu loh .. tempat shooting film atau sinetron silat! 
Studi alam Genta Buana

Letaknya di sebelah kiri jalan saat Kami berangkat tadi. Terlihat sangat megah di tengah hamparan sawah. Perjalanan pulang menempuh rute yang berbeda. Di pertigaan Klapa Nunggal kami ke kiri menuju Cileungsi, rute pulang ini lebih dekat sekitar 30 km, dengan kondisi trek aman .. praktis tidak ada tanjakan yang berarti dan didominasi oleh aspal yang lumayan bagus kondisinya.

Save Sodong !!!


Ada pemandangan yang Saya sedih melihatnya. Mata air Sodong berair jernih, sayang di hulunya saja sudah dicemari oleh deterjen, pemutih, dan sampah-sampah plastik yang terlihat jelas di dasar kolam pemandiannya.

Bapak-bapak itu membawa cucian se mobil bak penuh, kemungkinan dari persewaan tenda pernihkahan. Bau khas pemutih menusuk tajam ...

ibu-ibu lagi pada nyuci

Pencemaran ini bersumber dari aktifitas warga yang mencuci dengan deterjen dan pemutih. Sayang sekali, hiks... sedih lihantnya. Harusnya bisa lebih bijak, dengan membuat sanitasi khusus untuk keperluan mencuci dengan filter untuk memurnikan kembali air sebelum dibuang lagi ke sungai setelah mata air Sodong.

#savesodong
#thecurughunter
Hosting Unlimited Indonesia